tirto.id - Setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Adapun hukum sholat Idul Fitri adalah Sunnah Muakkadah (sangat dianjurkan), berdasarkan pendapat sebagian besar ulama dari mazhab Syafii dan Maliki.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Fathul Qarib yang dikutip dari NU Online.
وصلاة العيدين سنة مؤكدة وتشرع جماعة ولمنفرد ومسافر وحر وعبد وحنثى وامرأة لاجميلة ولاذات هيئة
"Shalat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) adalah sunnah muakkadah bagi orang yang ada di rumah maupun di perjalanan, merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan."
Ada juga pendapat bahwa hukum shalat Idul Fitri adalah Fardhu Kifayah. Hal ini berarti kewajiban melaksanakan sholat Id gugur jika sudah dikerjakan oleh sebagian umat Islam. Pendapat tersebut milik Imam Ahmad bin Hanbal (mazhab Hanbali) dan sebagian pengikut Mazhab Syafii.
Sementara itu, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa Shalat Id hukumnya Fardhu a'in alias wajib bagi setiap muslim.
Tahun ini, sebagian besar umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Fitri secara bersamaan di hari yang sama meski mengawali puasa Ramadhan pada tanggal yang berbeda.
Sidang isbat yang digelar Kemenag RI, dengan mempertimbangkan hasil hisab beserta rukyatul hilal, secara mufakat memutuskan bahwa Idul Fitri 1443 H jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.
Keputusan yang sama juga ditetapkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Di sejumlah tempat, tim rukyatul hilal Kemenag maupun PBNU melaporkan bisa melihat bulan sabit muda yang menjadi tanda awal Syawal 1443 H, saat matahari terbenam pada Minggu, 1 Mei 2022.
Penetapan itu selaras dengan keputusan PP Muhammadiyah yang berpedoman pada metode hisab. Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal, PP Muhammadiyah sejak jauh hari sudah menetapkan Idul Fitri 1443 H jatuh pada hari Senin, 2 Mei 2022.
Bacaan Niat Sholat Idul Fitri
Secara umum, syarat sah Shalat Idul Fitri sama dengan shalat fardhu lainnya, begitu juga dengan hal-hal yang dapat membatalkannya. Perbedaannya ada di tata cara dan waktu pelaksanaannya.
Sholat Idul Fitri boleh dilaksanakan secara berjamaah maupun sendirian (munfarid). Hanya saja, mayoritas ulama menganjurkan sholat Idul Fitri secara berjamaah di masjid atau lapangan. Apabila dikerjakan berjamaah, sholat Id dilaksanakan dengan 2 rakaat dan disertai khutbah setelahnya.
Waktu pelaksanaan sholat Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal, mulai dari saat matahari terbit setinggi 1 atau 2 tombak (sekitar 30 menit setelah terbit), hingga masuk waktu dhuhur. Jadi, waktu shalat Idul Fitri sama dengan waktu pelaksanaan shalat dhuha.
Ada anjuran agar pelaksanaan sholat Idul Fitri diperlambat untuk memberikan kesempatan bagi umat Islam yang belum membayar zakat fitrah. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Adha yang dianjurkan untuk diawalkan waktu pengerjaannya agar memperluas kesempatan umat Islam yang hendak berkurban.
Dalam Shalat Idul Fitri tidak perlu diawali adzan dan iqamat karena tidak disunnahkan. Sholat id berjamaah cukup diawali dengan seruan "ash-shalâtu jâmi‘ah." Sebelum pelaksanaan sholat Id, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak takbir, tahmid, dan tasbih (dzikir). Saat datang ke lokasi sholat Id berjamaah, umat Islam disunnahkan memakai pakaian terbaik, wewangian, dan menyambut Idul Fitri dengan bahagia.
Berikut ini bacaan niat Shalat Idul Fitri berjamaah:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لِلهِ تَعَــــالَى
Latinnya: "Ushallii sunnatan Lii'idil fitri rak'ataini (imaaman / makmuuman) lillahi ta'aala"
Artinya, "Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi imam/makmum) karena Allah ta'ala."
Berikut ini bacaan niat Shalat Idul Fitri sendirian:
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُنْفرِدا لِلهِ تَعَــــالَى
Latinnya: "Ushallii sunnatan lii'idil fitri rak'ataini munfaridan lillahi ta'aala"
Artinya, "Aku berniat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat sendirian karena Allah Ta'ala"
Jumlah Takbir Sholat Idul Fitri & Bacaan Setelah Takbir
Berbeda dari salat fardhu, takbir dalam sholat Idul Fitri dilakukan beberapa kali sebelum membaca surat al-Fatihah. Tiap rakaat dalam shalat Idul Fitri memiliki jumlah takbir yang berbeda. Di rakaat pertama, takbir dilakukan 7 kali. Kemudian, di rakaat kedua, takbir dilakukan 5 kali.
Pada rakaat pertama setelah membaca doa iftitah dilanjutkan dengan membaca takbir tujuh kali sambil mengangkat kedua tangan ke sisi telinga. Di sela-sela takbir itu hendaknya membaca doa berikut sebagaimana dikutip dari NU Online:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Latin: "Allahu akbaru kabiiraw walhamdulillahi katsiiran, wa subhanallahi bukrotan wa asyiilan."
Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang bnayak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang"
Atau membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Latin: "Subhanallahi walhamdulillahi wa laillahaillallah wallahu akbar"
Artinya: "Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."
Tata Cara Sholat Idul Fitri dan Bacaannya
Berikut ini tata cara sholat Idul Fitri beserta bacaannya beserta rincian urutan gerakannya:
1. Membaca niat salat Idulfitri
2. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر/Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan dan membaca niat dalam hati.
3. Membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan sebanyak 7 kali
Di rakaat pertama salat Id, setelah membaca doa iftitah, dilanjutkan dengan membaca takbir lagi sebanyak tujuh kali.
Setelah mengucapkan setiap takbir itu, dianjurkan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabiraw walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
4. Setelah takbir 7 kali, membaca Surah Al-Fatihah
5. Lalu, membaca surah lain dalam al-Quran. Dianjurkan membaca Surah Al-A'la.
6. Kemudian dilanjutkan dengan rukuk, iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud kedua, seperti salat biasa.
7. Lalu, berdiri kembali untuk melaksanakan rakaat kedua.
8. Kembali membaca takbir sambil mengangkat kedua tangan sebanyak 5 kali
Selepas berdiri lagi pada rakaat kedua, membaca takbir lagi sebanyak 5 kali sambil mengangkat tangan seperti sebelumnya. Kelima takbir itu di luar takbir saat berdiri pada rakaat kedua (takbir qiyam).
Di sela-sela setiap dari lima takbir itu dianjurkan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Bacaan latinnya: "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar."
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
Kalau ingin membaca doa lainnya, dapat melafalkan bacaan berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Bacaan latinnya: "Allahu akbar kabira, walhamdulillahi katsira wa subhanallahi bukrataw waashilaa"
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”
9. Setelah takbir 5 kali, membaca surah Al-Fatihah
10. Kemudian membaca surah lain dalam al-Quran. Disunahkan membaca Surah Al-Ghasyiyah.
11. Lalu, dilanjutkan dengan rukuk, Iktidal, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, duduk tasyahud akhir dan salam.
12. Setelah mengerjakan sholat Idul Fitri 2 rakaat secara berjamaah, mendengarkan khutbah.
Penulis: Dewi Rukmini
Editor: Addi M Idhom