Menuju konten utama

Kapan Hari Raya Waisak 2023 dan Rangkaian Tri Suci Waisak

Hari raya Waisak dirayakan tanggal 4 Juni 2023, berikut adalah rangkaian Tri Sucinya. 

Kapan Hari Raya Waisak 2023 dan Rangkaian Tri Suci Waisak
Sejumlah biksu mengikuti ritual Pindapata atau mengumpulkan sumbangan dari umat di kawasan Pecinan kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (31/5/2023). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/nym.

tirto.id - Hari Raya Waisak tahun ini jatuh pada hari Minggu, 4 Juni 2023. Waisak atau yang juga disebut Waisaka adalah hari suci bagi umat Buddha.

Di sejumlah negara, hari raya Waisak memiliki nama berbeda, seperti Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka, Malaysia, serta Singapura.

Nama-nama tersebut dari bahasa Pali yaitu "Wesakha" dan masih terhubung dengan "Waisakha" yang merupakan bahasa Sansekerta. Ada juga dikenal sebagai "Hari Buddha" di beberapa wilayah. Selain itu, Waisak merupakan nama salah satu bulan di penanggalan India Kuno.

Hari Raya Waisak dirayakan saat terang bulan (purnama sidhi) dalam rangka memperingati tiga peristiwa penting atau yang juga disebut sebagai “Tri Suci Waisak”.

Rangkaian dari Tri Suci Waisak

  1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini tahun 623 S.M.
  2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh Gaya) di usia ke-35 tahun di tahun 588 S.M.
  3. Buddha Gautama parinibbana atau meninggal dunia di Kusinara di usia ke-80 tahun di tahun 543 S.M.
Perayaan Tri Suci Waisak ditetapkan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia atau World Fellowship of Buddhists (WFB) pertama yang digelar di Sri Lanka pada tahun 1950 silam.

Sementara di Indonesia, hari Waisak dirayakan dan dipusatkan secara nasional di kompleks Candi Borobudur yang terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Berikut adalah inti rangkaian perayaan Hari Raya Waisak secara nasional:

  1. Mengambil air berkat yang berasal dari mata air (umbul) Jumprit di Kabupaten Temanggung dan menyalakan obor dengan memanfaatkan sumber api abadi Mrapen di Kabupaten Grobogan.
  2. Mengadakan ritual "Pindapatta" yaitu ritual dengan menyerahkan dana makanan kepada para bhikkhu (biksu) dari masyarakat (umat) untuk memberi kesempatan pada masyarakat dalam berbuat kebaikan.
  3. Melakukan Samadhi (semedi) yaitu ritual dengan konsentrasi tingkat tinggi yang melewati kesadaran jasmani saat detik-detik terjadinya puncak bulan purnama. Bulan purnama tersebut ditentukan dari perhitungan falak. Oleh karena itu, puncak bulan purnama bisa terjadi di siang hari.
Tri Suci Waisak menjadi momentum bagi umat Buddha untuk selalu mengingat bahwa Pangeran Siddharta telah membimbing umatnya tentang Majjhima Patipada yaitu ajaran betapa pentingnya implementasi kehidupan beragama dengan menjunjung tinggi prinsip jalan tengah atau moderat.

Prinsip tersebut sangat diperlukan agar kerukunan dan kedamaian selalu terjaga. Seluruh umat Buddha terutama di Indonesia memiliki kewajiban yang sama dalam menciptakan masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara mengenal kebenaran yang hakiki dari Dharma.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Alexander Haryanto