tirto.id - Detak jantung janin terdengar dengan Doppler pada usia sekitar 10 minggu. Namun, detak jantung janin yang berupa gerakan berkedip pada kutub organ ini bisa terdeteksi melalui Ultrasonografi (USG) pada usia 6 minggu.
Cara mengetahui detak jantung janin, selain menggunakan Doppler dan USG, bisa memakai stetoskop. Namun, pengecekan detak jantung janin menggunakan alat ini baru bisa dilakukan pada usia 18-20 minggu.
Sekalipun demikian, beberapa metode bisa aja kesulitan mendeteksi detak jantung bayi. Berikut ini beberapa kondisi yang menyebabkan detak jantung janin susah terdeteksi:
- Rahim yang miring.
- Perut yang besar.
- Pengecekan terlalu dini akibat salah melakukan perhitungan usia kehamilan.
Kapan Detak Jantung Janin Mulai Terdengar?
Detak jantung janin baru terdengar pada usia kehamilan sekitar 10 minggu. Sebab, pada usia tersebut, semua sistem organ utama mulai terbentuk, termasuk jantung.
Di bawah usia 10 minggu, buah hati dalam kandungan lebih tepat disebut embrio, alih-alih janin.
Selain itu, detak jantung janin 6 minggu yang terdeteksi di USG lebih tepat disebut ritme. Sebab, pada saat sang buah hati masih berbentuk embrio, dia tidak memiliki jantung.
Hal itu dikonfirmasi oleh ahli jantung anak dan peneliti dari New York University Langone Health, Colin Phoon. Ia mengatakan bahwa perkembangan jantung baru dimulai pada usia 6 minggu kehamilan, dan baru terbentuk secara utuh pada usia 10-12 minggu.
Walau begitu, ibu hamil tetap bisa mengetahui tanda kehidupan sang buah hati melalui USG. Yang terdeteksi di USG ketika itu adalah gerakan berkedip-kedip pada organ calon jantung.
Detak jantung janin 6 minggu—gerakan berkedip pada kutub jantung yang sedang berkembang—normalnya berkisar 90-110 detak per menit (bpm).
Jika ingin mengetahui detak jantung janin secara utuh, ibu hamil bisa memeriksakannya menggunakan Doppler pada usia kehamilan sekitar 10 minggu.
Sejak usia kehamilan 10 minggu, jantung janin sudah berfungsi secara utuh. Detak jantung janin normal pada usia ini berkisar 140-170 bpm.
Bagaimana Cara Mengetahui Detak Jantung Bayi dalam Kandungan?
Cara mengetahui detak jantung janin dapat dilakukan menggunakan Doppler janin, USG perut, USG Transvagina, dan stetoskop. Pemantauan itu utamanya bertujuan mengetahui kondisi kesehatan bayi.
Berikut ini cara mengetahui detak jantung janin dengan Doppler, USG, dan stetoskop, sesuai usia kehamilannya.
1. USG Transvagina (untuk usia kehamilan sekitar 6 minggu lebih)
- Pasien akan disuruh melepas pakaian bagian bawah dan mengenakan baju pemeriksaan.
- Pasien lalu disuruh berbaring ke tempat tidur dengan kaki ditekuk sehingga terbuka lebar.
- Dokter kemudian akan memberikan gel pelumas ke vagina pasien, sebelum dimasukan tongkat USG yang diberi kondom.
- Monitor akan menampilkan keadaan pinggul serta janin. Sesekali tongkat akan diputar sehingga menampilkan gambar keseluruhan lebih jelas.
- Hasil USG Transvaginal dapat diterima pasien dalam 24 jam.
- Pasien akan disuruh berbaring di tempat tidur.
- Lalu dokter menempelkan transducer USG (probe) ke permukaan kulit perut.
- Monitor akan menampilkan gambaran organ dalam perut sekaligus janin.
- Dari sini, pasien dan dokter dapat melihat serta menilai struktur anatomi janin.
- Dokter akan menyuruh pasien untuk membuka pakaian di bagian yang hendak diperiksa seperti perut.
- Dokter lalu mengoleskan gel khusus ke bagian yang telah dibuka, dan meletakkan transduser, perangkat genggam kecil seukuran sabun.
- Alat tersebut akan memancarkan gelombang suara seperti denyut nadi selama proses doppler janin berlangsung.
- Alhasil, suara gelombangkan diwujudkan dalam bentuk gambar atau grafik di layar monitor.
- Setelah pemeriksaan selesai, petugas medis akan membersihkan gel dari bagian tubuh pasien.
- Pilih tempat pemeriksaan yang tenang.
- Berbaring di permukaan yang lembut.
- Letakkan headset di atas perkiraan posisi bayi dalam rahim.
- Cari bunyi detak jantung bayi perlahan.
Cara Mengetahui Detak Jantung Janin dengan Tangan Apakah Bisa?
Cara mengetahui detak jantung janin bisa dilakukan menggunakan USG, Doppler, dan stetoskop. Selain tiga alat di atas, detak jantung tidak bisa terdeteksi, apalagi tanpa alat alias menggunakan tangan.
Di sebagian kalangan masyarakat, ada anggapan bahwa detak jantung janin bisa terdeteksi tanpa alat, hanya menggunakan tangan.
Pada dasarnya, tidak ada cara mengetahui detak jantung janin dengan tangan. Kalaupun ibu merasa bahwa ada gerakan berdetak saat tangannya disentuhkan ke perut, itu bukan jantung bayi dalam kandungan. Yang dirasakan ibu hamil saat itu sebenarnya adalah detak nadi di aorta perut yang meningkatkan jumlah darah ke seluruh tubuh secara dramatis.
Detak jantung janin, termasuk kondisi kesehatan bayi dalam kandungan secara umum, bisa dipantau jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin. Cek kandungan bisa dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau klinik.
Apa Penyebab Detak Jantung Janin Tidak Terdengar?
Umumnya, gerakan kutub organ calon jantung pada embrio pasti terdeteksi menggunakan USG. Apalagi jika embrio sudah berkembang mencapai ukuran 7 milimeter.
Jika detak jantung tidak terdengar, dokter mungkin akan memeriksa gejala lain untuk menentukan apakah ibu hamil mengalami keguguran atau tidak. Akan tetapi, apabila tidak ada gejala yang mendukung keguguran, dokter akan merekomendasikan USG lagi pada 7-10 hari berikutnya.
Lantas, apa penyebab detak jantung janin tidak terdengar?
Situs Mothers & More menuliskan penyebab detak jantung janin tidak terdeteksi sebagai berikut:
1. Kesalahan manusia
Menemukan detak jantung menggunakan beberapa metode pengecekan membutuhkan keterampilan yang mumpuni dari dokter.
Oleh karenanya, kesalahan manusia saat pemeriksaan bisa saja terjadi, sehingga detak jantung janin tidak terdengar. Apabila dirasa kurang maksimal, pasien dapat mencoba pemeriksaan di tempat lain.
2. Bayi berpindah posisi
Bayi di usia awal kehamilan memiliki ruang luas, sehingga dapat bergerak berpindah posisi. Saat pemeriksaan detak jantung, janin mungkin bergerak menghindari Doppler sehingga tidak terdeteksi. Solusinya adalah melakukan pemeriksaan kembali sesuai rekomendasi dokter.
3. Perhitungan yang salah
Perhitungan usia kehamilan yang salah dapat memengaruhi pemeriksaan detak jantung. Jika ibu hamil melakukan pemeriksaan kandungan, baik menggunakan Doppler maupun USG, pada usia di bawah 5 minggu, kemungkinan besar detak jantung tidak terdeteksi.
4. Terdapat plasenta anterior
Ibu hamil yang mengalami plasenta anterior juga membuat pemeriksaan detak jantung janin terganggu. Kondisi medis ini mungkin membuat pendeteksian Doppler tidak maksimal.
5. Rahim yang miring
Ibu hamil yang rahimnya miring ke tulang belakang juga membuat pemeriksaan detak jantung janin mengalami kendala. Alat pendeteksi detak jantung janin mungkin akan terhalangi.
6. Wanita berukuran besar
Wanita berukuran besar memiliki lebih banyak jaringan dalam rahimnya sehingga mengganggu pemeriksaan detak jantung bayi. Dalam keadaan ini, ibu hamil dapat memilih pemeriksaan deteksi dengan USG transvaginal.
7. Abnormalitas kromosom
Lebih dari 50 persen keguguran disebabkan kromosom yang salah pada sperma atau sel telur. Maka dari itu, perkembangan bayi terganggu, dan dapat menyebabkan keguguran.
8. Masalah Pasokan Darah
Pembekuan darah dan autoimun dapat menyebabkan masalah aliran darah ke plasenta sehingga jantung bayi terlalu lemah bahkan berhenti berdetak.
9. Infeksi
Infeksi seperti rubela, cytomegalovirus, vaginosis bakteri, dan beberapa PMS dapat menyebabkan keguguran.
10. Tali pusar bermasalah
Tali pusar yang terikat atau dikompresi menyebabkan suplai darah bayi terganggu sehingga menyebabkan hilangnya kehamilan.
11. Progesteron rendah
Progesteron yang rendah akan menyebabkan keguguran spontan terjadi. Progesteron merupakan hormon yang berfungsi menjaga janin di awal kehamilan.
Editor: Fadli Nasrudin