Menuju konten utama

Kadin: PMI Turun Efek Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo

Saat wait and see, para pengusaha cenderung menahan diri untuk berinvestasi di berbagai sektor industri. Apa saja penyebabnya?

Kadin: PMI Turun Efek Transisi Pemerintahan Jokowi ke Prabowo
Ketua Umum Kadin Indonesia Terpilih, Anindya Bakrie saat diwawancara media di lokasi acara Munaslub Kadin di St Regist, Jakarta, Sabtu (14/9/2024). tirto/Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Periode 2024-2029, Anindya Bakrie, menilai indeks aktivitas manufaktur Indonesia atau Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang pada September 2024 kembali terkontraksi salah satunya disebabkan oleh sikap wait and see pengusaha di tahun politik. Sikap tersebut juga didorong oleh ketidakpastian yang ditimbulkan pada masa transisi dari pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.

“Beberapa bulan terakhir kita ketahui ini lagi transisi pemerintahan dan tahun politik, sehingga banyak yang wait and see,” kata Anindya, usai acara Sarasehan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2024).

Sebagaimana diketahui, saat wait and see, para pengusaha cenderung menahan diri untuk berinvestasi di berbagai sektor industri.

Meski begitu, Anindya meyakinkan, setelah Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dilantik dan kabinet yang bakal membantu tugas negara dibentuk, para pengusaha akan segera mengakhiri sikap wait and see tersebut. Apalagi, jika kebijakan yang dirancang pemerintah condong ke dunia usaha dan bertujuan untuk meningkatkan investasi, baik investasi dalam negeri maupun luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI).

“Kami ke depan tidak khawatir terkait kebijakan-kebijakan yang pro bisnis, ini karena akan meningkatkan FDI, karena ini salah satu mesin perekonomian indonesia, selain konsumsi domestik dan belanja pemerintah,” tambahnya.

Sementara itu, sebelumnya S&P Global melaporkan, PMI manufaktur Indonesia pada September 2024 terkontraksi di bawah 50, yakni berada di level 49,2. Meski masih berada di zona merah, indeks PMI manufaktur September 2024 mengalami sedikit peningkatan dari bulan sebelumnya yang hanya 48,9.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengakui pihaknya belum memiliki rencana untuk memberikan stimulus kepada dunia usaha agar dapat menggenjot laju pertumbuhan industri manufaktur lebih kencang. Selain itu, dengan akan bergantinya pemerintahan sebentar lagi, stimulus bisa jadi akan diberikan oleh Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto.

“Stimulusnya nanti sesudah tanggal 20 Oktober (Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden),” ujar Airlangga saat ditemui awak media di Kantornya, Selasa (1/10/2024).

Baca juga artikel terkait KADIN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Anggun P Situmorang