tirto.id - Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi, menuturkan kekhawatiran pengusaha saat ini semakin nyata seiring tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Yukki, pelemahan rupiah akan mengganggu rantai pasok (supply chain). Hal itu juga dapat berujung pada melonjaknya biaya operasional perusahaan yang terkait dengan bahan baku hingga urusan logistik.
"Pelemahan nilai tukar rupiah ini terancam mengganggu rantai pasok atau supply chain, di mana hal ini dapat berujung pada melonjaknya biaya operasional perusahaan, seperti bahan baku, logistik, dan transportasi," ungkap Yukki saat dihubungi Tirto, Senin (1/7/2024).
Merespons keadaan itu, Kadin Indonesia turut mengimbau pemangku kepentingan terkait dan pihak-pihak yang bergantung pada nilai tukar—seperti importir dan pemegang utang dalam nominal dolar AS—agar lebih mencermati dan berhati-hati terhadap dampak tersebut.
Lebih lanjut, Yukki mengakui bahwa dunia usaha telah memproyeksi bahwa faktor eksternal perekonomian global makin penuh dengan ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi.
Pada satu sisi, konflik Timur Tengah yang terus meluas dapat mendorong kenaikan harga komoditas minyak mentah dan menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Intensifikasi konflik Iran dan Israel juga menjadi pertimbangan berbagai otoritas moneter di dunia, termasuk Bank Indonesia, untuk menghitung ulang pengelolaan risiko yang lebih cermat.
"Kadin Indonesia terus mencermati perkembangan kondisi ekonomi global, khususnya yang disebabkan oleh penguatan dolar AS dan melemahnya nilai tukar rupiah. Hal ini kami cermati juga disebabkan oleh era suku bunga tinggi yang diterapkan oleh Federal Reserve (The Fed), yang juga menyebabkan kenaikan suku bunga di berbagai negara, termasuk Indonesia," ujarnya.
Per Senin (1/7/2024) pukul 12.50 WIB, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah menyentuh level Rp16.359 per dolar AS.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Fadrik Aziz Firdausi