tirto.id - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo berjanji akan mengimplementasikan ekonomi hijau jika terpilih menjadi presiden. Dia mengklaim transisi energi yang berkelanjutan menjadi sebuah keharusan untuk diterapkan.
"Ini bukan cerita passion ini sebuah keharusan yang harus dilaksanakan kecuali dia tidak pernah mau mendengarkan," kata Ganjar saat menghadiri agenda 'Rembuk Ide Transisi Energi Berkeadilan' di Le Meridien Jakarta, Kamis (23/11/2023).
"Ini sebuah keharusan bukan sekadar passion kalau nanti passion dia hanya sekadar iya saya maunya ini, yang lain enggak mau maka kalau harus jadi pemimpin mau jadi pemimpin dia harus mau mendengarkan semua dan melihat kejadian yang mereka harus bereskan," tambah Ganjar Pranowo.
Ganjar menuturkan bakal memfokuskan beberapa hal terkait dengan ekonomi hijau. Pertama, memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai generator pembaharuan yang potensinya sekitar 3.700 GW secara bertahap untuk kebutuhan energi dalam negeri, sehingga porsi EBT di dalam bauran energi menjadi 25-30 persen hingga 2029.
Kedua, melalui desa mandiri energi. Desa ini diharapkan mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.
Ketiga, limbah menjadi berkah. Dalam hal ini, Ganjar dan Mahfud ingin agar pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan agar berkah ekologi dapat terwujud. Mengubah sampah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat alias berkah ekonomi (waste to cash).
Keempat, ekonomi sirkuler, langkah ini bakal difokuskan agar meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair and refabricate (5Rs).
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Intan Umbari Prihatin