tirto.id - Direktur Utama Lion Air Grup Edward Sirait mengakui kecelakaan pesawat JT-610 memberikan implikasi cukup besar bagi Lion Air, termasuk terkait permintaan jasa angkutan udara. Setelah terjadi kecelakaan pesawat JT-610 pada 29 Oktober 2018, jumlah penumpang Lion Air sampai dengan saat ini mengalami penurunan hingga 3-5 persen dari kondisi normal.
“Tapi apakah murni karena akibat dari kejadian itu atau tidak, kami masih cermati. Bisa saja karena pasarnya sedang turun,” kata dia kepada Tirto, Selasa (27/11/2018).
Edward menegaskan Lion Air saat ini berusaha untuk bangkit kembali, setelah kecelakaan pesawat JT-610. Prioritas maskapai tersebut mengembalikan kepercayaan dari seluruh pihak, termasuk dari internal.
Tak hanya itu, Lion Air juga terus melakukan evaluasi dan menyerap masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan Lion Air ke depannya, mulai dari masyarakat, media, DPR, regulator dan pihak-pihak lainnya.
“Masukan tak hanya bicara soal kecelakaan, tapi ada juga informasi lainnya. Kami catat semua, kami pelajari. Menurut saya, masukan ini sangat bermanfaat bagi Lion Air,” kata pria yang biasa disapa Edo ini.
Untuk diketahui, pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8 buatan 2018 jatuh di perairan dekat Tanjung, Karawang, Jawa Barat. Pesawat mulai beroperasi komersial pada 15 Agustus 2018.
Saat kejadian, pesawat itu mengangkut 178 penumpang dewasa satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi. Termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi. Total jumlah penumpang dan kru pesawat Lion Air JT-610 ialah 189. Proses identifikasi jenazah berakhir pada 23 November lalu. Namun 64 korban belum berhasil diidentifikasi.
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Addi M Idhom