tirto.id - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini mengatakan untuk mengatasi persoalan dalam pendidikan, pemerintah harus membuka pintu dengan melibatkan masyarakat.
"Jangan sampai pemerintah ini mikir cuma mereka yang bisa selesaikan masalah [pendidikan] ini. Pemerintah juga harus buka pintu," kata Faldo usai acara diskusi "Gawat Darurat Pendidikan : 13 Juta Anak Indonesia Tidak Sekolah, Apa Rencana Kita?" di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1/2019).
Menurutnya saat ini banyak orang yang peduli dengan pendidikan dan sudah bergerak tanpa sokongan pemerintah. Salah satunya dengan membuat yayasan atau mewakafkan tanah dan bangunan.
Untuk itu, pemerintah mestinya segera membuat platform dan regulasi untuk menyambut partisipasi masyarakat tersebut.
Dalam acara diskusi, datang perwakilan dari Yayasan Bina Anak Pertiwi, sebuah organisasi non-profit yang bergerak untuk menyediakan pendidikan bagi anak-anak putus sekolah.
Faldo menjadikan Yayasan Bina Anak Pertiwi sebagai contoh. "Dia punya building kan? [Jadi] pemerintah enggak perlu lagi bikin tender untuk building dan lain-lain," katanya.
Selain itu perlu juga dievaluasi apakah alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN sudah mencukupi.
"Apakah dengan kita melakukan penggelontoran dana 20% [alokasi pendidikan] apakah cukup atau kurang? Kita harus berani buka-bukan. Kalau kurang tambahin," kata Faldo.
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan, pada tahun 2017/2018 terdapat 187.828 anak Indonesia yang putus sekolah. Dari angka itu, mayoritasnya berasal dari keluarga termiskin dan tinggal di pedesaan.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Irwan Syambudi