tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara akan memakan waktu 15 hingga 20 tahun. Hal itu disampaikan Jokowi saat menghadiri acara Muktamar XVIII Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (22/2/2023).
“Memang ini (pembangunan IKN) bukan hanya pekerjaan setahun 2 tahun, insyaallah selesai 15-20 tahun, tapi kita harus berani memulainya,” kata Jokowi.
Sementara itu, kata Jokowi, masalah Jakarta akan tetap ditangani meski sudah tidak menjadi ibu kota negara. Jakarta akan diperbaiki dengan konsep kota bisnis.
“Jakarta sendiri sudah sangat padat, sangat macet, tetapi Jakarta tetap akan terus kita perbaiki dan menjadi kota bisnis, kota pariwisata, kota ekonomi, dan Nusantara menjadi kota pemerintahan,” kata Jokowi.
Jokowi ingin Indonesia bisa memiliki kota besar seperti Australia yang punya Melbourne dan Sydney atau Amerika Serikat yang memiliki New York dan Washington DC. “Kenapa Indonesia tidak memiliki Jakarta dan memiliki Nusantara?" kata Jokowi beretorika.
Akan tetapi, Jokowi menegaskan alasan memiliki ibu kota baru bukan pada poin punya ibu kota lama dan ibu kota baru. Ia mengingatkan Indonesia memiliki 17 ribu pulau, tapi PDB Indonesia 58 persen ada di Pulau Jawa. Selain itu, 56 persen penduduk Indonesia di Pulau Jawa sehingga perlu pemerataan pembangunan.
Selain itu, kata Jokowi, pemindahan ibu kota bukan gagasan Jokowi sendiri. Ia mengingatkan bahwa Presiden Sukarno sudah mewacanakan pemindahan ibu kota ke Palangkaraya pada 1960.
“Yang paling penting kita ini bukan hanya sekadar pindah gedung kementerian. Bukan fisiknya yang ingin dipindah. Kita ingin memindahkan budaya kerja baru, ingin memindahkan pola pikir yang baru di ibu kota ini karena sistemnya sejak awal kita bangun, SDM-nya sejak awal kita siapkan sehingga kita harapkan ibu kota baru ini betul-betul sebuah ibu kota yang negara lain tidak memiliki,” kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz