tirto.id - Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri dan pimpinan lembaga untuk membahas soal ketersediaan pangan. Ia pun meminta agar para menteri untuk menjaga ketersediaan pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri.
Usai rapat dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (24/2/2023), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku Jokowi menggelar rapat terbatas, terdiri dari Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi.
"Bapak presiden secara detail mencoba mengecek satu per satu dari 12 komoditi yang ada, mulai dari beras, jagung kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam telur gula untuk khususnya dalam rangka ketersediaan bulan Ramadan dan Idul Fitri yang akan datang," Kata Syahrul usai rapat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/2/2023).
Jokowi pun meminta agar para menteri untuk bekerja dengan mengecek stok ketersediaan pangan di berbagai tempat. Syahrul mengklaim bahwa stok pangan masih mencukupi sampai bulan ramadan dan idul fitri.
"Secara umum ketersediaan dalam neraca yang ada, neraca kita sampai dengan Maret alhamdulillah cukup tersedia," Klaim Syahrul.
Syahrul menilai, pemerintah masih punya pekerjaan rumah dalam distribusi pangan. Ia pun mengaku pemerintah akan menguatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, para gubernur, walikota dan bupati.
Jokowi juga menaruh atensi juga pada ketersediaan beras. Syahrul pun menjawab bahwa permasalahan beras akan ditangani karena musim panen telah berlangsung.
"Secara khusus beliau sangat detil berapa panen kita terhadap padi untuk kesiapan beras pada Januari- Februari sampai maret dan ya karena ini berkait dengan kementan akan ada panen raya sekitar 1 juta hektar pada bulan Februari masuk Maret ini sehingga peak dari panen raya akan terjadi di sekitar ini," Kata Syahrul.
Syahrul menilai, permasalahan beras tidak bisa diselesaikan dengan produksi saja. Ia menilai, masalah distribusi juga perlu ditangani. Ia pun mengaku perlu ada kerja sama dengan pihak swasta.
"Tentu ketersediaan ini tidak hanya berjalan sendiri. Harus diikuti dengan distribusi-distribusi dan lain-lain dan sebagainya sehingga normalisasi dari harga beras itu bisa dicapai. Kerja sama dengan private sector atau para pengusaha juga harus dilakukan dan td badan pangan nasional, bulog dan lain-lain adalah bagian-bagian untuk bermitra dengan pengusaha yang ada," Tutur Syahrul.
Ia pun ikut berkomentar soal masalah minyak goreng. Meski bukan kompetensi, Syahrul yakin minyak akan tersedia saat ramadhan dan lebaran nanti
"Minyak goreng ini dilaporkan jg sama neraca kita cukup tersedia. Mudah-mudahan dalam ramadhan dan idul fitri nanti semua bisa berjalan sesuai harapan," Kata Syahrul.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Reja Hidayat