tirto.id - Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin menilai sikap Presiden Joko Widodo masih abu-abu terkait wacana perpanjangan masa jabatan kepresidenan. Wacana ini didengungkan oleh sejumlah elit partai politik.
"Jokowi mau tapi malu. Ketidakjelasan sikap Jokowi akan menumbuhkan perlawanan dan penolakan rakyat," ujarnya kepada Tirto, Senin (7/3/2022).
Jokowi pernah bersikap resisten terkait wacana tersebut pada 2019. Ia menyebut wacana presiden tiga periode sebagai "ingin menampar muka saya," "cari muka" dan "menjerumuskan".
Pada Maret 2021, Jokowi juga menolak wacana itu dengan alasan menjaga amanat UUD 1945.
Setahun kemudian atau saat ini, Jokowi berbicara kepada Harian Kompas bahwa siapa pun berhak mengusulkan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan kepresidenan. "Karena ini kan demokrasi, kata Jokowi.
"Tetapi, kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi," sambung dia.
Menurut Ujang, Jokowi mesti bersikap tegas menyikapi wacana ini. Jangan sampai masyarakat meragukan sikap presiden.
Ujang menduga sikap abu-abu Jokowi soal penundaan pemilu untuk mengamankan proyek Ibu Kota Negara (IKN) yang saat ini sedang dikerjakan pemerintah.
"Mungkin salah satunya ingin mengawal IKN. Rakyat bisa menuduh Jokowi sebagai orang haus kekuasaan," pungkasnya.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Fahreza Rizky