tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkukuh akan mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia meski terjadi lonjakan kasus COVID-19 di China.
Jokowi bilang Indonesia bisa terhindar dari lonjakan itu asal hasil sero survei oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI di atas 90 persen.
Sero survei merupakan kajian tingkat imunitas masyarakat terhadap virus COVID-19. Cara ini dinilai efektif mengukur paparan suatu populasi terhadap patogen virus Corona.
"Asal nanti sero survei kita sudah di atas 90 (persen), artinya imunitas kita sudah baik," kata Jokowi setelah meresmikan Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (26/12/2022).
Dikabarkan sebanyak 250 juta penduduk di China terinfeksi COVID-19 selama Desember 2022. Perkiraan jumlah itu setara 18 persen dari total 1,4 miliar penduduk China. Angka ini juga menjadi kasus terbanyak secara global sejak penetapan pandemi COVID-19.
Sementara di Indonesia, Jokowi mencatat penambahan kasus COVID-19 di Indonesia menurun hingga pada angka 1.000 kasus per hari. Akan tetapi, ia belum bisa memastikan faktor penyebab penurunan kasus harian tersebut.
"Ada apa pun, dari mana pun [penurunan kasus COVID-19], ya enggak ada masalah," kata dia.
Jokowi belum bisa memutuskan kapan pemerintah menghentikan kebijakan PPKM dalam penanganan pandemi COVID-19. Ia tak menjawab apakah PPKM akan dihentikan pada akhir 2022 atau awal 2023.
"Tergantung kajiannya, kalau selesai kita harapkan akhir tahun ini sudah selesai. Sero survei dan kajiannya," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) tentang penghentian PPKM tergantung sero survei. Ia meminta masyarakat bersabar agar pemerintah tidak keliru dalam mengambil keputusan.
"Jadi, tunggu kajian dari Kementerian Kesehatan, dari para pakar epidemiolog semuanya agar memutuskannya nanti benar," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan