tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong agar konflik Israel dengan Iran tidak membesar di Timur Tengah. Hal itu disampaikan Jokowi usai menggelar rapat terbatas dengan sejumlah pejabat tinggi pemerintah dalam rangka membahas dampak serangan Iran kepada Israel.
"Pesan bapak presiden tadi dua yaitu tolong terus lakukan upaya diplomatik agar pihak-pihak terkait menahan diri dan dapat menghindari eskalasi karena eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapa pun," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Retno mengatakan, sejumlah negara mulai mendengar dan berhitung dampak dari eskalasi konflik Israel dan Iran. Ia mengaku, negara-negara mulai berhitung soal harga minyak, harga kebutuhan hingga nilai tukar.
Retno sudah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Menlu Belanda Hanke Bruins Slot dan sejumlah petinggi luar negeri lain untuk menurunkan eskalasi politik seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, hingga Uni Eropa.
"Jadi untuk upaya diplomatik kita terus jalankan," kata Retno.
Retno juga melaporkan pihaknya sudah berkomunikasi dengan WNI yang berada di lokasi. Mereka sudah mengeluarkan travel advice pada 13 April 2024 lalu serta memasang hotline khusus sewaktu-waktu. Ia menjamin para WNI aman sambil terus memonitor dan membuat rencana mitigasi.
"WNI sejauh ini alhamdulillah dalam keadaan baik, dalam artian tidak terdampak situasi yang ada," kata Retno.
Dari dalam negeri, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, berupaya menahan nilai tukar tidak terperosok terlampau dalam. Bank sentral akan menjaga nilai tukar dan mengintervensi sesuai dengan kebutuhan.
"BI selalu ada di pasar dan kami akan memastikan nilai tukar akan terjaga gitu, kita lakukan intervensi baik melalui spot maupun non delivery forward (NFD). Kami jajakan koordinasi dengan pemerintah dengan fiskal bagaimana jaga moneter dan fiskal. Kami pastikan kami di pasar untuk melakukan langkah stabilisasi," kata Perry usai rapat.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang