tirto.id - Konflik di Timur Tengah semakin memanas memasuki bulan Oktober 2024. Tepat di hari pertama bulan-10, Iran melancarkan serangan serangan lewat 180 rudal balistik ke Israel, melansir dari BBC.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan serangan ini adalah respon atas agresi Israel di Gaza dan Lebanon. Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) menambahkan, serangan ini sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, komandan IRGC, Abbas Nilforoushan akhir September 2024, serta pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada Juli lalu.
Menurut klaim dari pihak Israel, sebagian besar dari rudal yang diluncurkan Iran, berhasil dicegat sistem penangkal rudal Iron Dome. Sementara kerusakan yang terjadi kebanyakan berdampak ke rumah dan fasilitas sipil di daerah padat penduduk.
Menariknya, setelah serangan tersebut, media sosial sempat ramai dengan isu yang menyebut Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, tewas akibat serangan tersebut.
Menurut pemantaun kami, isu ini pertama kali menyebar di media sosial X (dulu Twitter) pada 2 Oktober 2024, sekitar pukul 2 pagi Waktu Indonesia bagian Barat (WIB).
"BREAKING NEWS Israeli Defense Minister Yoav Gallant killed by Iranian missile attacks," begitu bunyi cuitan akun @OWallelle (arsip).
Unggahan tersebut mendapat banyak perhatian dari warganet. Per 14 Oktober 2024, cuitan tersebut telah dilihat lebih dari 312 ribu kali dan mengumpulkan lebih dari 8 ribu tanda suka dan diunggah ulang sebanya 1,1 ribu kali.
Beberapa jam setelahnya, muncul juga cuitan dari akun @themankhosi dan @SRsuhelrana yang mendapat perhatian cukup ramai juga di X.
Di media sosial lain, informasi ini juga kemudian ikut menyebar. Di Facebook, akun "Muzaffar Hussain" (arsip) dan "Biafra Nation" (arsip) menyebarkan klaim ini pada tanggal 2 Oktober 2024.
Beberapa akun media sosial Indonesia juga ada yang membuat unggahan mengenai klaim serupa. Tirto menemukan unggahan dari akun "quds.gaza.palestine.tv" di TikTok (arsip), serta unggahan akun "sholawat_videos" (arsip) dan "albummuslimah" (arsip) di Instagram. Akun-akun tersebut memang kerap menyebarkan informasi mengenai kondisi konflik di Timur Tengah.
Unggahan-unggahan berbahasa Indonesia itu juga mendapat respon yang cukup besar. Di kolom komentar, kebanyakan warganet pun mempercayai informasi tersebut.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar ada Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, meninggal dunia akibat serangan rudal Iran?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mengunjungi beberapa akun media sosial Yoav Gallant. Di Twitter maupun Instagram, terlihat dia masih aktif mengunggah beberapa konten hingga 14 Oktober 2024.
Di salah satu cuitan, pada 2 Oktober 2024, dia bahkan menyebut bagaimana pertahanan Israel berhasil menggagalkan serangan rudal misil Israel.
“Saya menghabiskan malam ini di pusat komando dan kendali bersama pejabat senior pertahanan, mengamati dengan saksama keberhasilan pertahanan IDF terhadap serangan rudal Iran terhadap Israel.
Iran belum belajar dari pelajaran sederhana - mereka yang menyerang Negara Israel, akan membayar harga yang mahal,” begitu cuitan pria 65 tahun itu soal upaya Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces, IDF).
Dalam unggahan-unggahan terbaru, pensiunan jenderal militer Israel ini juga terlihat masih banyak beraktivitas dalam beberapa hari setelah serangan Iran ke Israel.
Lebih lanjut, kami melakukan pencarian di Google dengan kata kunci ‘yoav gallant assassinated’ dan ‘yoav gallant killed’. Hasil pencarian teratas dari dua kata kunci tersebut mengarahkan ke artikel dari Reuters dan USA Today yang isinya membantah klaim tersebut.
Juru Bicara Gallant menegaskan kepada Reuters informasi soal klaim tewasnya Menteri Pertahanan Israel setelah serangan Iran tidak benar. Berdasar penelusuran Reuters dan USA Today, Gallant juga sempat berkomunikasi dengan Menteri pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin setelah serangan dari Iran. Hal ini berdasar unggahan Austin di X.
Gallant juga masih terlihat dalam beberapa bahan pemberitaan media, salah satunya saat berbicara di depan beberapa kru dan pilot di Pangkalan Udara Nevatim, Minggu (6/10/2024), mengutip video milik Kompas.com. Pangkalan udara tersebut menjadi salah satu lokasi yang terdampak serangan dari rudal balistik Iran berdasar informasi The Times of Israel.
Berdasar informasi terakhir, Gallant disebut dijadwalkan berkunjung ke Amerika Serikat pada Rabu (9/10/2024), untuk mendiskusikan rencana respons Israel terhadap serangan ratusan rudal balistik oleh Iran. Namun, kala itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melarang dia untuk berangkat, berdasar informasi dari Al Jazzera.
Informasi ini juga menjadi penguat narasi kalau sampai 9 Oktober 2024, Gallant masih hidup dan tidak menjadi korban serangan dari Iran, sepekan lalu.
Berdasar rangkuman Reuters, Yoav Gallant adalah anggota kabinet Netanyahu yang juga bagian dari bagiana Partai Likud yang beraliran konservatif di Israel. Pria 65 tahun ini sempat menjadi bagian dari militer, tepatnya di prajurit angkatan laut sebelum naik pangkat menjadi salah satu komandan paling senior di militer Israel.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi yang menyebut Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant tewas akibat serangan misil Iran bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Gallant terlihat masih aktif di media sosial selepas 2 Oktober 2024. Juru Bicara Gallant juga telah memastikan informasi soal tewasnya Menhan Israel tersebut adalah hoaks.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty