tirto.id - Presiden Joko Widodo akan menyiapkan provinsi khusus untuk para investor menanamkan modal di Indonesia.
Hal ini ia sampaikan dalam rapat koordinasi dengan pemerintah daerah yang membahas soal kemudahan investasi dengan Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), ICE BSD, Tangerang, Selasa (12/3/2019).
"Saya sebetulnya mau coba provinsi yang kita siapkan lahan, ketika investor datang tidak usah beli atau sewa lahan, langsung dirikan asal orientasi ekspor atau barang substitusi impor," jelas Jokowi.
Meski tidak disebutkan secara spesifik akan dipilih provinsi mana, namun langkah ini dilakukan setelah beberapa kali melihat banyaknya investor yang datang ke Indonesia namun tidak jadi menanamkan modal.
Alasannya, mulai dari perizinan usaha sampai pembelian lahan yang dinilai sulit dan berbelit.
"Harus berani itu (gubernur dan walikota). Terutama lahan di luar Pulau Jawa yang masih besar. Jangan biarkan raw material, batu bara itu bisa dubah jadi gas dengan teknologi. Kenapa kita masih ekspor raw material batu bara. Kalau mau ada investor yang mendirikan ini, mendingan kita ekspor gas LPG," ujar Jokowi.
Ia menjelaskan, selain strategi menunjuk satu provinsi khusus menyerap investasi, Jokowi berpesan untuk meningkatkan investasi di dalam negeri pemerintah daerah perlu mengawal dan menemani para investor untuk mau dan betah menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kawal dan temani agar investasi itu terealisasi, sehingga investor merasa dilayani, diperhatikan. Banyak peluang kita sebenarnya," jelas dia.
Jokowi berharap dengan adanya sistem dan kebijakan yang sudah dipermudah, ia mengharapkan pertumbuhan investasi di Indonesia bisa kembali tumbuh double digit.
Setelah di 2018 lalu pertumbuhan investasi hanya 4,1 persen dibandingkan tahun 2017 yang memiliki pertumbuhan investasi yang mencapai 14 persen.
"Investor datang berbondong tapi realisasi tidak sampai 10 persen. Harus jadi koreksi, evaluasi. Kalau rutinitas tidak berani koreksi dan evaluasi, ya tidak akan ada lompatan," tutur dia.
Melihat kondisi perekonomian global seperti perang dagang, sebenarnya dapat diamanfaatkan RI untuk menjemput bola untuk menambah investor asing masuk ke dalam negeri.
RI bisa membuka kemudahan investasi selebar mungkin atau mengambil kesempatan saat iklim usaha Cina sedang tidak stabil.
"Sebetulnya, perang dagang antara AS dan Cina, bisa kita manfaatkan karena investor investasi di Cina mulai goyang, ingin mencari tempat baru atau lokasi baru untuk investasinya. Ini harus dimanfaatkan, BKPM bisa jemput bola," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno