tirto.id - Tuti Rosinta Hutagalung (48), pendiri Komunitas Sahabat Lansia dan Anak merasa prihatin dengan warga lanjut usia (lansia) yang tidak sejahtera di sekitar kota Jakarta. Sejak tahun 2009 ia mendatangi para lansia di sekitar kota Jakarta dan akhirnya membentuk Komunitas Sahabat Lansia dan Anak. Setiap hari Jumat, ia bersama para relawan kerap memberikan makan siang gratis bagi warga lansia miskin.
Pada hari Selasa (17/01) bertempat di Jalan Sitrun, RT 06 RW 10, Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat ia menggelar acara bertajuk Doa dan Dialog Keluarga Besar Komunitas Sahabat Lansia dan Anak. Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan diundang dalam pertemuan ini.
Anies Baswedan tiba dengan mengenakan kemeja berwarna biru muda, di dada sebelah kirinya tertempel pin bertuliskan Salam Bersama.
Selama di sana, Anies memaparkan empat program yang ditujukan untuk para lansia. Keempatnya itu adalah bantuan tunjangan hari tua, pelayanan kesehatan ke rumah-rumah lansia, pelayanan darurat, serta transportasi.
Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, kategori penduduk lansia yaitu berumur 60 tahun ke atas. Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, jumlah lansia di Indonesia mencapai 20 juta jiwa, dengan komposisi penduduk lansia DKI Jakarta sebanyak 6,32% atau 1,26 juta jiwa.
Saat ini DKI memiliki lansia dengan pengeluaran tertinggi di Indonesia sebanyak 69.47 persen. Hanya saja angka berbanding terbalik dengan TPAK yang mengemban sebagai TPAK terendah diantara provinsi lain yaitu 31.78%.
TPAK rendah ini terjadi karena pelbagai perusahaan industri banyak menyerap tenaga kerja usia muda. Itu artinya jika Anda hidup di Jakarta, semakin tua Anda akan semakin kesulitan mencari kerja.
Dalam janji Anies, nantinya lansia memiliki KTP Jakarta dengan kategori strata ekonomi lemah akan mendapatkan tunjangan hari tua dengan nilai 300 ribu per bulan.
“Warga lansia itu paling mendasar adalah bantuan untuk biaya hidup. Karena itu kita akan berikan tunjangan hari tua nilainya 300 ribu per bulan untuk lansia,” jelasnya.
Lalu bagaimana dengan konteks kesehatan? Data statistik yang dikeluarkan oleh BPS tahun 2015 menyebutkan bahwa angka kesakitan lansia di Indonesia sebesar 28,62%. DKI Jakarta menempati posisi tiga tertinggi, angka lansia sakit parah presentasenya mencapai 40,93%, 15,26 persen di antaranya tidak berobat jalan karena pelbagai hambatan. Faktor ekonomi salah satunya.
Dalam kasus ini, Anies menawarkan pelayanan kesehatan bagi lansia secara jemput bola. Nantinya tenaga medis akan mendatangi rumah-rumah lansia, sehingga tidak ada kendala lagi untuk berobat.
Janji Anies yang lain yakni terkait layanan kedaruratan. Sayangnya Anies tak merinci program ini secara teknis. Secara eksplisiti Anies menyebutkan pelayanan seperti ambulans dinilai sebagai salah satu bentuk layanan kedaruratan dan diberikan secara gratis.
Hanya saja ucapannya ini adalah janji yang sudah dilakukan Pemrov DKI jauh-jauh hari. Melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 24 tentang pelayanan ambulans dan mobil jenazah menjelaskan bahwa sudah jadi kewajiban pemerintah untuk menjamin ketersediaan fasilitas kesehatan untuk lansia.
Tak melulu soal kesehatan dan kesejahteraan saja, Anies pun menjanjikan fasilitas transportasi gratis. Mobilitas lansia di DKI Jakarta merupakan yang tertinggi di Indonesia. “Itu program lansia yang akan kami siapkan,” ujar Anies yang kemudian mengatakan untuk urusan mekanisme penyaluran, Anies mengaku masih perlu banyak melakukan kajian.
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan