tirto.id - Jadwal Red Spark ke Indonesia tahun 2025 secara resmi ditunda. Hal itu terjadi karena tidak ada jadwal yang pas bagi Red Sparks untuk mengunjungi Tanah Air. Lantas, kapan Red Sparks akan datang lagi ke Indonesia?
Klub bola voli putri Korea Selatan yakni Red Sparks awalnya direncanakan datang ke Indonesia. Sebuah laga uji coba rencananya akan digelar sekaligus untuk memberikan hiburan bagi fans Red Sparks maupun pecinta voli pada umumnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Red Sparks dikabarkan hanya bisa ke Indonesia pada awal Mei 2025. Sialnya, pada periode tersebut kompetisi bola voli di Indonesia yakni Proliga sedang memasuki fase penting.
Babak final four Proliga 2025 dijadwalkan main pada 17 April hingga 4 Mei. Sepekan kemudian pada 10-11 Mei bahkan langsung digelar grand final di Yogyakarta.
Jika mengikuti jadwal yang diminta Red Sparks, tim Indonesia tentu tidak bisa diperkuat para pemain terbaiknya. Para pemain di tim Jakarta Pertamina Enduro, Jakarta Popsivo Polwan, Jakarta Electric PLN, dan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia dipastikan absen karena masih bermain di final four.
Kecuali jika pihak panitia berani dengan hanya mengundang para pemain dari tim Bandung BJB Tandamata, Jakarta Livin' Mandiri, dan Yogya Falcons. Ketiganya merupakan tim yang gagal lolos ke babak final four.
Usulan agar Red Sparks datang pada awal April atau Juni juga tidak bisa dilakukan. Hal itu karena berbenturan dengan agenda Red Sparks sendiri. Terutama karena di awal April mereka masih bermain di grand final Liga Voli Korea.
Lantaran tidak ada tiitk temu terkait jadwal, kedatangan Red Sparks ke Indonesia tahun ini terpaksa dibatalkan. Kepastian Red Sparks batal ke Indonesia tahun 2025 juga telah dipastikan oleh Ferry Yuniarto Kono selaku Direktur Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (LPDUK) atau Inaspro. Sayangnya belum ada informasi terkait jadwal pengganti Red Sparks ke Indonesia.
"Keputusan ini bukanlah titik akhir dari kolaborasi. Justru ini mencerminkan kedewasaan dalam manajemen agenda olahraga profesional. Komunikasi positif tetap kami jaga dengan Red Sparks dan kami optimis akan menemukan momen yang lebih ideal pada musim mendatang," kata Ferry dalam keterangan resminya, Selasa 15 April, dikutip dari laman Antara.
Ferry juga mengatakan bahwa akan ada kejutan yang siap diberikan kepada pecinta bola voli nasional. Namun belum diketahui kejutan seperti apa yang dimaksud oleh pria yang menjabat sebagai Direktur LPUDK sejak Agustus 2024 itu.
"Kami tidak hanya menatap kerjasama internasional, tetapi juga terus memperkuat fondasi olahraga nasional. Tunggu saja, akan ada hadiah kejutan yang sedang kami siapkan khusus untuk seluruh pecinta bola voli Indonesia," tambah Ferry.
Sementara itu Menpora Dito Ariotedjo juga menegaskan bahwa batalnya Red Sparks ke Indonesia bukan karena alasan teknis. Melainkan murni karena tidak ada kesepakatan soal jadwal.
"Red Sparks sempat mengusulkan datang di Mei, tapi pada saat itu atlet-atlet kita masih berlaga di Proliga. Usulan lain di bulan April dan Juni juga berbenturan dengan agenda mereka. Jadi ini murni soal penyesuaian waktu," tutur Dito.
Red Sparks sendiri mengakhiri musim kompetisi voli putri Korea Selatan 2024-25 sebagai runner-up. Dalam laga grand final dengan format best of three, Red Sparks harus mengakui keunggulan Pink Spiders 3-2 dalam lima laga yang berlangsung.
Hasil itu membuat Red Sparks untuk pertama kalinya menjadi runner-up di Liga Voli Korea. Sebelumnya ketika masuk ke grand final, mereka selalu menjadi juara yakni pada musim 2005, 2009-10, dan 2011-12. Tapi capaian musim 2024-25 sendiri lebih bagus daripada musim sebelumnya saat Red Sparks kalah di playoff.
Klub yang berbasis di Daejeon itu musim depan juga dipastikan tidak diperkuat Megawati Hangestri. Sang opposite memutuskan untuk tidak kembali membela Red Sparks setelah musim 2024-25 berakhir. Faktor keluarga dikabarkan menjadi alasan utama Mega pergi meninggalkan tim yang ia bela dalam dua musim terakhir.
Penulis: Wan Faizal
Editor: Oryza Aditama