tirto.id - Fenomena astronomi yang menarik untuk diamati akan kembali terjadi di langit Indonesia pada akhir November 2020. Gerhana Bulan Penumbra bakal muncul pada Senin, 30 November 2020. Ia merupakan fenomena gerhana bulan keempat, atau terakhir, yang terjadi pada tahun ini dan bisa diamati di wilayah Indonesia.
Sebelumnya, Gerhana Bulan Penumbra pada tahun ini pernah terjadi pada tanggal 11 Januari, 6 Juni, dan 5 Juli lalu. Ketiganya juga bisa diamati di wilayah Indonesia.
Gerhana Bulan Penumbra yang bakal muncul pada 30 November mendatang merupakan anggota ke-58 (dari 73 gerhana) pada seri Saros 116, demikian dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Fenomena serupa yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Penumbra 20 November 2002. Sementara gerhana bulan masa depan yang berasosiasi dengan fenomena akhir November nanti akan terjadi pada 11 Desember 2038.
Masih mengutip penjelasan BMKG, gerhana bulan adalah peristiwa yang terjadi ketika cahaya matahari terhalangi oleh bumi sehingga tidak bisa semuanya sampai ke permukaan satelit alami planet kita tersebut. Gerhana bulan bisa terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan. Fenomena ini bisa diprediksi.
Gerhana bulan hanya terjadi ketika penampakan bulan dari bumi memasuki fase purnama. Pada 30 November 2020, fase puncak bulan purnama terjadi pada pukul 16.29.47 WIB. Titik waktu itu hanya beberapa menit sebelum fase puncak Gerhana Bulan Penumbra terjadi.
Purnama yang jatuh pada bulan November selama ini disebut Bulan Berang-berang Penuh (Full Beaver Moon). Nama itu disematkan karena pada saat purnama terjadi, berang-berang membangun bendungan kecil untuk menahan salju di musim dingin. Dengan begitu, berang-berang bisa tetap berenang.
Purnama pada bulan November disebut pula dengan istilah Bulan Embun Beku Penuh (Full Frost Moon), mengingat saat itu embun beku mulai muncul di bumi belahan utara, yang menjadi pertanda masuknya awal musim dingin.
Penampakan Gerhana Bulan 30 November 2020
Gerhana Bulan Penumbra adalah fenomena yang terjadi ketika posisi bulan-matahari-bumi segaris, tetapi tidak persis sejajar. Akibatnya, bulan hanya masuk ke bayangan penumbra bumi. Kondisi tersebut mengakibatkan bulan purnama terlihat lebih redup dari kondisi normal.
Mengutip penjelasan yang ditulis Andi Pangerang di laman Edukasi Sains Antariksa milik LAPAN, Gerhana Bulan Penumbral pada 30 November secara kasat mata memang nyaris sama dengan fenomena purnama lain. Jadi, pada saat gerhana terjadi, bulan purnama tidak benar-benar terlihat lenyap dari langit.
Namun, mata yang kerap mengamati bulan akan melihat cahaya purnama sedikit lebih redup. Kondisi tersebut akan terlihat ketika sebagian besar permukaan bulan memasuki bayangan penumbra bumi. Menurut Andi, redupnya cahaya purnama saat gerhana terjadi tersebut bisa terlihat jelas jika dipotret atau dilihat memakai teleskop.
Hanya saja, untuk mengamati gerhana bulan ini, cuaca harus cerah serta lokasi pengamatan tak terpapar banyak polusi cahaya. Namun, fase puncak gerhana ini berlangsung pada sore hari di Indonesia bagian barat dan tengah sehingga praktis hanya masyarakat di wilayah timur yang berkesempatan mengamatinya.
Jadwal Gerhana 30 November dan Lokasi yang Dilewati
Gerhana Bulan Penumbra yang terjadi pada 30 November 2020 diprediksi akan berlangsung selama 4 jam, 25 menit lebih 52 detik. Di Indonesia bagian barat dan tengah, fase awal dan puncak gerhana ini terjadi pada saat sore hari. Sementara di Indonesia bagian timur fase puncak gerhana terjadi ketika langit sudah gelap.
Rincian jadwal kemunculan Gerhana Bulan Penumbral 30 November 2020 di wilayah Indonesia seperti yang dilansir BMKG adalah sebagai berikut:
1. Gerhana Mulai
Pukul 14.32.21 WIB (Indonesia Barat)
Pukul 15.32.21 WITA (Indonesia Tengah)
Pukul 16.32.21 WIT (Indonesia Timur)
2. Puncak Gerhana
Pukul 16.42.48 WIB (Indonesia Barat)
Pukul 17.42.48 WITA (Indonesia Tengah)
Pukul 18.42.48 WIT (Indonesia Timur)
3. Gerhana Berakhir
Pukul 18.53.20 WIB (Indonesia Barat)
Pukul 19.53.20 WITA (Indonesia Tengah)
Pukul 20.53.20 WIT (Indonesia Timur).
Analisis di laman LAPAN menyebutkan, mereka yang berada di kawasan Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua bisa menyaksikan seluruh fase gerhana bulan pada 30 November 2020. Gerhana ini secara umum bisa diamati dari arah Timur-Timur Laut.
Sementara analisis BMKG menunjukkan hanya pengamat yang berada di kawasan Papua bisa mengamati proses gerhana bulan dari sejak bulan terbit, fase puncak, hingga gerhana berakhir. Adapun pengamat yang berada di wilayah sebelah baratnya tidak akan mengamati puncak Gerhana Penumbra karena bulan masih di bawah horison pada saat peristiwa itu terjadi. Pengamat tersebut hanya dapat mengamati proses gerhana bulan dari sejak bulan terbit hingga derhana berakhir.
Di luar negeri, Gerhana Bulan Penumbra tersebut bisa teramati dari sebagian besar wilayah Amerika Utara dan Samudera Pasifik. Proses gerhana saat bulan terbit dapat diamati di Australia, sebagian besar Asia Timur, dan sebagian kecil Samudera Hindia.
Proses Gerhana pada saat Bulan terbenam dapat diamati di sebagian besar Amerika bagian Selatan, Samudera Atlantik bagian Utara, dan sebagian kecil Eropa. Gerhana ini tidak dapat diamati di seluruh Afrika, sebagian besar Eropa, sebagian besar Asia Barat, sebagian besar Samudera Hindia bagian Barat, dan Samudera Atlantik bagian Selatan.
Editor: Agung DH