Menuju konten utama

Penjelasan BMKG Soal Gerhana Matahari Cincin

Durasi fenomena GMC yang teramati di Bengkulu pada 21 Juni 2020 ini hanya sekitar 0,55 jam.

Penjelasan BMKG Soal Gerhana Matahari Cincin
Gerhana matahari cincin di langit kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (26/12/2019). ANTARA FOTO/M N Kanwa/nz

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya menjalaskan bahwa akan terjadi fenomena gerhana matahari cincin (GMC) pada Minggu, (21/6/2020).

BMKG menjelaskan bahwa gerhana matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semuanya sampai ke bumi.

Sedangkan gerhana matahari cincin terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari.

Akibatnya, saat puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya.

Gerhana Dapat Diprediksi Waktu dan Tempat Kejadiannya

Menurut BMKG, secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut siklus Saros.

Gerhana-gerhana pada siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari 8 jam. Dua gerhana berdekatan dalam satu siklus Saros yang sama, maka konfigurasi posisi matahari, bulan, dan buminya akan hampir sama.

Sebagai contoh GMC 21 Juni 2020 ini merupakan anggota ke 36 dari 70 anggota pada siklus Saros 137. Gerhana Matahari sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 10 Juni 2002.

Adapun gerhana akan datang yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah GMC 2 Juli 2038. Meskipun peristiwa GMC di suatu lokasi dapat diprediksi dengan baik, peristiwa tersebut tidak berulang di lokasi tersebut dengan siklus tertentu.

GMC sebelumnya yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 22 Agustus 1998, saat itu jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan kalimantan bagian utara, GMC 26 januari 2009 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan, serta GMC 28 Desember 2019 yang jalur cincinnya melewati Sumatera bagian Utara dan Kalimantan bagian Utara.

Adapun GMC akan datang yang dapat diamati di Indonesia adalah GMC 21 Mei 2031, yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku, serta GMC 14 Oktober 2042 yang jalur cincinnya melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Tmur.

Gerhana Matahari Cincin di Bengkulu

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu Litman menjelaskan durasi fenomena GMC yang teramati di Bengkulu pada 21 Juni 2020 ini hanya sekitar 0,55 jam.

"Fenomena GMC ini mulai teramati sekitar pukul 14.29 WIB, sedangkan puncak GMC terjadi pada pukul 14.59 WIB dan berakhir pada pukul 15.21 WIB," kata Litman di Bengkulu, dilansir Antara Kamis (18/6/2020).

Fenomena gerhana matahari cincin ini bakal menghiasai langit di delapan kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.

Adapun delapan kabupaten dan kota di Bengkulu yang bisa melihat GMC yakni,

1. Kota Bengkulu,

2. Kabupaten Lebong,

3. Kabupaten Rejang Lebong,

4. Kabupaten Kepahiang,

5. Kabupaten Mukomuko,

6. Kabupaten Bengkulu Utara,

7. Kabupaten Bengkulu Tengah,

8. Kabupaten Seluma.

Baca juga artikel terkait GERHANA MATAHARI atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH