tirto.id - Fenomena astronomi komet setan diprediksi akan terjadi pada April 2024 saat gerhana matahari total berlangsung di Amerika Utara. Lalu, apa itu komet setan?
Komet setan alias “devil comet” adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komet 12P/Pons-Brooks. ABC mewartakan, komet ini disebut sebagai komet setan karena pembentukan dua "tanduk" yang terbuat dari es dan gas serta ledakan berkala.
Situs Astronomy menulis, komet setan diklasifikasikan sebagai komet periode pendek karena mengorbit Matahari setiap 71,2 tahun sekali. Untuk diketahui, komet dengan periode kurang dari 200 tahun dianggap sebagai komet periode pendek.
Komet ini bukanlah pendatang baru di Tata Surya. Manusia sudah mengenal Pons-Brooks sejak tahun 1812, ketika pemburu komet, Jean-Louis Pons, melihatnya pada magnitudo 4.
Tapi, pengamatan komet ini tidak cukup akurat untuk memprediksi kapan dan di mana komet ini akan kembali. Kemudian, komet ini ditemukan kembali pada tahun 1883 oleh William Brooks.
Para astronom yang lebih modern, berpikir bahwa komet ini mungkin telah terekam pada lintasan sebelumnya, yaitu pada tahun 1385.
Times mewartakan, komet setan terakhir kali mencapai perihelion-posisi terdekatnya dengan matahari pada tahun 1954. Penampakan komet pada saat itu membuatnya menjadi pusat perhatian langit.
Kapan Komet Setan Muncul?
Komet setan mulai dapat diamati pada awal bulan April 2024, diperkirakan komet setan ini akan mendekat ke arah Matahari hingga melewati Andromeda dan Pisces pada Maret 2024.
Kemunculan komet setan diperkirakan akan bersamaan dengan terjadinya Gerhana Matahari Total pada 8 April 2024 di Amerika Utara.
Maka itu, masyarakat yang berada di Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk menyaksikan fenomena ini secara langsung karena benda langit ini tidak akan melintas di langit Indonesia. Selain itu, Gerhana Matahari Total pada April 2024 juga tidak akan terjadi di Indonesia.
Live Science melaporkan, para astrofotografer berharap dapat memotret komet setan saat gerhana matahari total terjadi, ketika komet ini akan berada sangat dekat dengan matahari yang terhalang sementara.
Jika meletus pada hari-hari menjelang gerhana, komet ini juga dapat terlihat dengan mata telanjang selama totalitas.
Namun demikian, meski komet setan kali ini berukuran cukup besar, orang mungkin tidak akan dapat melihatnya dengan sangat jelas.
"Jangan berharap komet ini akan tampak sangat terang seperti yang Anda lihat dalam foto. Tidak akan seperti itu," kata Dr Robert Massey, wakil direktur eksekutif di Royal Astronomical Society, dalam sebuah video penjelasan dikutip Phys.
"Ini adalah sesuatu yang mungkin hanya bisa dilihat dengan mata telanjang jika tidak ada bulan di langit, jika tidak ada polusi cahaya, dan jika cuacanya benar-benar cerah, maka Anda mungkin memiliki kesempatan."
"Tetapi bagi sebagian besar dari kita, kita harus menggunakan teropong."
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra