Menuju konten utama

NASA Deteksi Komet dari Luar Tata Surya Menuju Galaksi Bima Sakti

NASA deteksi sebuah komet yang kemungkinan berasal dari tata surya lain terdeteksi akan memasuki galaksi Bima Sakti pada Oktober.

NASA Deteksi Komet dari Luar Tata Surya Menuju Galaksi Bima Sakti
Ilustrasi Komet. foto/istockphoto

tirto.id - NASA mengatakan, sebuah komet yang kemungkinan merupakan "pengunjung" dari sistem tata surya lain terdeteksi akan memasuki galaksi Bima Sakti, atau tata surya tempat Bumi berada. Komet ini menjadi "pengunjung" luar tata surya kedua yang berhasil dideteksi NASA.

Bussines Insider mewartakan, komet tersebut diprediksi akan terbang di dekat Mars pada Oktober. Objek tersebut, yang dikenal sebagai komet "C/2019 Q4 (Borisov)" (atau "gb00234"), kemungkinan besar berasal dari galaksi lain, bukan batuan dari dalam tata surya. Namun para ilmuwan belum sepenuhnya yakin.

Objek antargalaksi pertama yang pernah dideteksi NASA adalah 'Oumuamua, yang berbentuk seperti cerutu. Menurut beberapa ilmuwan, 'Oumuamua dideteksi sebagai alien. Objek itu masuk ke sistem tata surya kita pada 2017.

Seorang astronom amatir di Crimea, Gennady Borisov yang pertama kali melihat C/2019 Q4 di langit pada 30 Agustus. Komet itu belum memasuki sistem tata surya, tetapi para astronom telah mengumpulkan data dengan harapan bisa menempatkan objek itu sesuai jalur agar bisa dideteksi dari mana asalnya.

"Ini sangat menarik. Kami pada dasarnya berpaling dari semua proyek kami yang lain sekarang," ujar seorang astronom dari European Southern Observatory, Olivier Hainaut. Hainaut adalah bagian dari tim astronom global yang mempelajari ‘Oumuamua ketika melewati tata surya dua tahun lalu.

"Perbedaan utama dari ‘Oumuamua dan objek ini adalah kedatangan itu sudah lama, lama sekali. Sekarang para astronom jauh lebih siap," ujarnya.

Sistem teleskop di Jet Propulsion Laboratory NASA, yang disebut Scout, secara otomatis menandai C/2019 Q4 sebagai objek antargalaksi potensial. Meskipun asal komet belum terkonfirmasi, komet itu melaju dengan kecepatan 93.000 mil per jam dan diperkirakan akan melintasi galaksi Bima Sakti pada 26 Oktober.

"Kecepatan tinggi menunjukkan tidak hanya bahwa benda itu kemungkinan berasal dari luar tata surya kita, tetapi juga bahwa benda itu akan pergi dan kembali ke ruang antargalaksi," ujar Davide Farnocchia, yang mempelajari benda-benda dekat Bumi di NASA.

Inti objek berdiameter antara 1,2 dan 10 mil (2 dan 16 kilometer). Ia diperkirakan akan melewati tata surya kita di luar orbit Mars dan berjarak sekitar 300 juta mil (300 juta kilometer) dari Bumi.

Gambar awal menunjukkan, C/2019 Q4 diikuti oleh ekor kecil atau lingkaran debu. Itu adalah ciri khas komet, mereka membawa es yang dipanaskan oleh bintang-bintang di dekatnya, sehingga mengeluarkan gas dan meletup ke angkasa. Debu bisa membuat C 2019 Q4 lebih mudah dilacak daripada ‘Oumuamua, karena debu memantulkan cahaya matahari.

Cahaya yang dipantulkan itu juga dapat memudahkan para ilmuwan untuk mempelajari komposisi objek, karena instrumen teleskop dapat "merasakan" cahaya untuk mencari unsur-unsur kimia.

"Di sini kita memiliki sesuatu yang lahir di sekitar galaksi lain dan melakukan perjalanan ke arah kita," kata Hainaut. "Ini adalah hal terbaik berikutnya untuk mengirim probe ke tata surya yang berbeda."

Ketika 'Oumuamua melaju melewati Bumi pada jarak hanya 15 juta mil pada Oktober 2017, para astronom tidak tahu objek itu akan datang.

"Kami harus berjuang untuk menyiapkan teleskop," kata Hainaut. "Kali ini, kami siap."

Space melansir, ada banyak peluang bagi pengamat untuk mengumpulkan lebih banyak data tentang C/2019 Q4. Pencarian mungkin perlu berhenti selama satu bulan atau lebih karena kedekatan objek dengan matahari, tetapi Borisov melihat komet lebih awal dalam perjalanannya sehingga para astronom dapat mempelajarinya selama setidaknya satu tahun.

Kesempatan ini sangat kontras dengan 'Oumuamua, yang sudah "melambaikan tangan" ke tata surya Bima Sakti dan para ilmuwan baru melihatnya.

Komet C/2019 Q4 merupakan jenis kandidat antargalaksi akan dipelajari oleh Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) melalui sebuah misi bernama Comet Interceptor dalam beberapa tahun. Misi itu terdiri dari trio pesawat ruang angkasa yang akan dikirim ke Oort Cloud atau objek antargalaksi.

Menurut sebuah pernyataan dari ESA, C/2019 Q4 berjarak beberapa mil (beberapa kilometer) dan akan melewati paling dekat dengan matahari, sekitar 186 juta mil (300 juta km) jauhnya dari matahari, pada awal Desember, sekitar dua kali jarak rata-rata antara Bumi dan matahari.

Baca juga artikel terkait KOMET atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH