Menuju konten utama

Isu Intimidasi Pemilih Agar Golput, TKN: Berimbas Suara Jokowi

TKN berusaha membangun kesadaran pemilih untuk tidak mudah terhasut kepada gerakan-gerakan yang mengajak golput.

Isu Intimidasi Pemilih Agar Golput, TKN: Berimbas Suara Jokowi
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo melambaikan tangan kepada massa pendukungnya saat kampanye terbuka di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (27/3/2019). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.

tirto.id - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Karding, menyoroti pernyataan Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Wakabaintelkam) Mabes Polri Inspektur Jenderal Suntana soal indikasi massa yang akan memaksa pemilih untuk golput.

"Ya saya kira itu [mengajak golput] tindakan yang tidak baik dan tidak benar," ujar Abdul Karding kepada Tirto, Rabu (26/3/2019).

Hal tersebut karena, kata Karding, memilih itu penting bagi nasib Indonesia lima tahun ke depan. Sehingga, ia menilai gerakan-gerakan yang mengajak golput itu merupakan pendidikan politik yang buruk.

Tak hanya itu, menurut dia, gerakan tersebut juga membuat TKN khawatir, karena akan berimbas pada suara capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf.

"Meskipun golput itu hak, tetapi hak yang tidak mesti dilakukan. Karena memilih itu untuk masa depan bangsa," terang dia.

Menyikapi fenomena tersebut, kata dia, TKN berusaha membangun kesadaran pemilih untuk tidak mudah terhasut kepada gerakan-gerakan yang mengajak golput.

"Ya kami harus meyadarkan, membangun kesadaran publik untuk menggunaka suara dalam pemilu. Itu terus kami lakukan," kata Karding.

Wakil Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Mabes Polri, Irjen Pol Suntana mendeteksi terdapat gerakan yang berpotensi mengintervensi pemilu di tempat pemungutan suara (TPS).

Ia menyebut, gerakan tersebut dengan nama ‘Rabu Putih’. Namun, ia tidak menyebutkan inisiator dan organisasinya.

Dalam kegiatan itu, lanjut dia, massa akan berkumpul di masjid untuk menunaikan Salat Subuh pada hari yang telah ditentukan.

Mereka, kata dia, lalu berkeliling mendatangi TPS dan mengintimidasi rakyat untuk tidak datang ke TPS, sehingga tak menggunakan hak pilih. Gerakan itu, kata dia, harus diwaspadai lantaran masyarakat berhak menggunakan hak pilih.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali