tirto.id - Iran telah melancarkan serangan terhadap tiga negara sekaligus, yakni Pakistan, Irak, hingga Suriah. Konflik yang melanda Timur Tengah ini memicu kekhawatiran terhadap potensi penyebaran kekacauan ke wilayah-wilayah lain.
Diwartakan oleh Al Jazeera, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah mengonfirmasi serangan terhadap Pakistan, Irak, dan Suriah. Serangan ini sebagai upaya menghancurkan markas musuh anti-Iran hingga markas besar agen mata-mata Israel.
Serangan dari Iran pada Senin (15/1/2024) telah mengenai beberapa lokasi di Suriah dan wilayah Irak bagian utara yang dikuasai Kurdi. Kurang dari sehari, Iran kemudian melepaskan rudal dan drone ke wilayah Pakistan bagian barat pada Selasa (16/1/2024).
Buntut serangan Iran memicu Pakistan untuk melancarkan serangan balasan pada Rabu (17/1/2024) . Serangan itu menewaskan 9 orang hingga Kamis (18/1/2024) waktu setempat. Meski begitu, Pakistan mengklaim serangan ini hanya menargetkan militan separatis.
Konflik tersebut semakin membuat Timur Tengah bergejolak. Muncul kekhawatiran terkait potensi konflik yang bisa saja menyebar di wilayah lain.
Lantas, apa yang menjadi alasan Iran menyerang tiga negara sekaligus hingga meningkatkan ancaman konflik yang lebih besar di Timur Tengah?
Alasan Mengapa Iran Serang Pakistan, Irak, dan Suriah
Reuters menyebut alasan utama Iran melancarkan serangan ke Pakistan, Irak, dan Suriah sebagai respons terhadap serangan-serangan yang dilakukan di wilayahnya atau terhadap target-target Iran.
Pada Selasa (16/1/2024) waktu setempat, Teheran mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menembakkan rudal ke arah militan ISIS di Suriah. Ini sebagai tanggapan Iran atas serangan bom yang menewaskan 84 orang saat memperingati kematian Jenderal Qasem Soleimani di Kota Kerman, wilayah Iran Selatan, pada 3 Januari 2024 lalu.
Soleimani merupakan arsitek utama jaringan paramiliter proksi Iran di wilayah Arab. Dia tewas akibat serangan pesawat tanpa berawak AS pada 2020 lalu.
Sementara itu, serangan Iran ke Irak diklaim untuk membidik markas mata-mata Israel yang berada di ibu kota wilayah Kurdistan, Erbil. Kendati begitu, Irak sudah membantah klaim tersebut.
Serangan Iran di Irak tak lepas juga dari tindakan Israel yang membunuh anggota penting sekutu Iran, Hizbullah, dan pasukan elite Teheran, Garda Revolusi, di Lebanon serta Suriah.
Adapun serangan Iran terhadap Pakistan diketahui untuk menyasar basis-basis Jaish al Adl, sekumpulan militan yang disebut sebagai "kelompok teroris Iran". Kelompok yang berbasis di Pakistan itu sebelumnya mengklaim telah melancarkan serangan di bulan Desember 2023 hingga menewaskan pasukan keamanan Iran.
Sinyal Perang Dunia ke-3?
Serangan Iran ke 3 negara sekaligus bertepatan dengan aksi kelompok-kelompok militan proksi yang mereka dukung. Kelompok-kelompok tersebut tengah menyasar kepentingan Amerika Serikat dan Barat di Timur Tengah. Selain itu, mereka juga turut memerangi Israel.
Sebelumnya, konflik di Gaza, Palestina, juga masih berlangsung. Perang berkobar antara pejuang Palestina dan Israel sejak 7 Oktober 2023 atau 3 bulan lalu. Hingga 1 Januari 2024, korban tewas Palestina sudah mencapai 21.978 orang.
Iran telah menerima balasan dari Pakistan menyusul serangan yang diluncurkan pada 3 hari lalu. Peristiwa ini telah meningkatkan ketegangan antara Iran dengan 3 negara di atas, khususnya dengan Pakistan.
Mengutip Reuters, para pejabat dan analis Barat serta regional menyatakan Iran sejatinya ingin menghindari konfrontasi militer langsung dengan Amerika Serikat atau Israel. Namun, Iran juga dapat memanfaatkan proksinya untuk menjaga konflik dengan kedua musuh tersebut.
Eskalasi konflik yang tengah berlangsung ini berpotensi menimbulkan bahaya lebih besar. Bahaya ini kemungkinan muncul apabila terjadi salah perhitungan yang dilakukan Iran dan proksinya maupun AS serta sekutu-sekutunya.
Dr. Bukhari, seorang analis yang berbasis di Washington, AS, menyatakan bahwa situasi saat ini akan tergantung kepada Iran, sebagaimana dikutip dari BBC. Reaksi Iran terhadap serangan balasan Pakistan bisa menentukan jalannya konflik.
Memanasnya konflik di Timur Tengah memunculkan spekulasi akan keterlibatan Rusia. Selama beberapa tahun terakhir, Rusia dikenal dekat dengan Iran.
Iran dan Rusia cukup kompak dalam menyikapi isolasi internasional yang dipimpin Amerika Serikat. Kedua negara itu juga menunjukkan perlawanan terhadap dominasi AS secara global.
Seperti diwartakan oleh Reuters, Iran diketahui telah mengirimkan drone kepada Rusia yang digunakan untuk menyerang kota-kota di Ukraina. Mereka juga terlibat untuk menyelamatkan sekutu mereka, Presiden Bashar al-Assad, dengan mengintervensi konflik di Suriah.
Kendati begitu, Rusia saat ini mencoba mendinginkan pertikaian Iran vs Pakistan. Rusia menyerukan agar kedua negara tersebut mengutamakan diplomasi untuk menyelesaikan konflik.
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Ahmad Yasin & Iswara N Raditya