Menuju konten utama

Ipar Prabowo Nilai Makan Bergizi Gratis Lebih Baik daripada IKN

Ekonom senior Soedradjad Djiwandono menilai program Makan Bergizi Gratis memiliki anggaran dan sasaran yang lebih pasti daripada pembangunan IKN.

Ipar Prabowo Nilai Makan Bergizi Gratis Lebih Baik daripada IKN
Sejumlah siswa antre untuk mendapatkan makan siang gratis di SMP Negeri-1 Darul Imarah, kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (5/3//2024). ANTARA FOTO/Ampelsa/Spt.

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia periode 1993-1998, Soedradjad Djiwandono, mengungkapkan sebagai praktisi ekonomi dirinya lebih memilih program Makan Bergizi Gratis (MBG) ketimbang proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sebab, ia menilai Makan Bergizi Gratis memiliki anggaran dan sasaran yang lebih pasti daripada pembangunan IKN.

Pemerintah telah menganggarkan dana sebesar Rp71 triliun dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025 dan diperkirakan membutuhkan anggaran sebesar Rp400-500 triliun hingga 2029. Dengan sasaran program antara lain, 70,5 juta penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis, termasuk 22,3 juta anak balita, 7,7 juta anak TK, 28 juta siswa SD, dan 12,5 juta siswa SMP.

“Saya sebagai seorang ekonom ya enggak bisa bohong soal ini. Saya mengatakan, ya saya memilih makan siang bergizi, karena saya tahu itu akan bisa dilaksanakan segera. Bahkan kita sudah memperhitungkan secara rinci biayanya siapa yang akan menerima,” kata Soedrajad dalam acara Mid-Year Banking and Economic Outlook 2024, di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Sebaliknya, soal IKN, kakak ipar Presiden terpilih Prabowo Subianto itu bilang, belum diketahui persis berapa anggaran yang dibutuhkan untuk merampungkan mega proyek Presiden Joko Widodo ini. Bahkan, infrastruktur inti seperti ketersediaan air bersih belum ada di ibu kota baru.

“Pembiayaannya jelas luar biasa besarnya, itu sebagai ekonom ya yang saya perhatikan itu. Akan tetapi, satu kata pun saya tidak pernah saya tidak setuju ibu kota baru,” imbuhnya.

Perlu diketahui, Kementerian Keuangan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp72,5 triliun untuk pembangunan IKN. Anggaran itu merupakan dana yang dialokasikan melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022, 2023 dan 2024.

Dengan besarnya anggaran dan belum rampungnya proses pembangunan, Soedrajad meminta agar pemerintah memikirkan dengan matang seberapa besar anggaran yang harus dikeluarkan untuk proyek strategis nasional ini. Sebab, berkaca pada negara-negara yang pernah membangun ibu kota baru tidak seluruhnya berhasil.

“Karena ada contoh-contoh di negara tetangga kita, bagaimana Malaysia mengubah ibu kotanya, menjadi hasil yang baik sekali. Sebaliknya Kamboja mendirikan ibu kota tetapi di tengah hutan yang akhirnya tidak ada orang yang mau pindah ke situ, sudah dibangun sejumlah gedung tapi orangnya enggak ada yang mau pindah, pegawainya aja enggak mau, apalagi yang lain,” ujarnya.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Flash news
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Bayu Septianto