Menuju konten utama

Inspirasi Gaun Pernikahan Bertema Vintage dari Tasya Kamila

Gaun resepsi Tasya Kamila dirancang oleh desainer Hian Tjen. Siluet mengembang pada busana nampak sebagai modifikasi dari desain gaun pengantin tahun 1950-an.

Inspirasi Gaun Pernikahan Bertema Vintage dari Tasya Kamila
Potret gaun pengantin Tasya Kamila. bridestory/Diera Bachir/Tasya Kamila

tirto.id - Tahun 2018 adalah peringatan satu dasawarsa Hian Tjen berprofesi sebagai desainer busana. Pada tahun ini pula ia bisa jadi semakin populer. Namanya makin sering disebut dalam berbagai pemberitaan media hiburan lantaran mendesain busana resepsi pernikahan aktris Tasya Kamila. Mantan penyanyi cilik ini mengenakan terusan lengan panjang berwarna beige yang dipenuhi detail bordir dan manik-manik. Baju pengantin itu panjang menutupi kaki dan membentuk siluet gaun A line.

Sebelum menggarap gaun pernikahan Tasya, Hian pernah merancang gaun pernikahan Chelsea Olivia. Baju pengantin berbentuk gaun putih dengan siluet ball gown dan penuh dengan manik-manik berkilauan. Gaun itu pun ramai diberitakan karena konsepnya terinspirasi dari baju pernikahan anggota keluarga kerajaan yang terkesan maksimalis.

Pada awal karier, Hian dikenal sebagai perancang gaun yang terkesan "heboh". Hal itu bisa jadi merupakan caranya menunjukkan keahlian dalam mengeksplorasi teknik pembuatan busana. Dalam sebuah wawancara, ia berkata bahwa dirinya memutuskan berhenti bekerja sebagai desainer busana di sebuah perusahaan dan berencana mendirikan label busana sendiri agar bisa bebas merancang berbagai jenis gaun. Seiring waktu, sebagian besar pesanan mulai berdatangan.

Sejak tahun lalu ia nampak sedikit mengubah gaya desainnya. Potongan dan detail baju rancangannya terkesan lebih sederhana. Hal ini terbukti lewat pagelaran busana tunggal bertajuk Magellani. Dalam peragaan busana itu, ada sejumlah busana yang gayanya serupa gaun resepsi pernikahan Tasya.

Namun, usai pagelaran busana itu ada kabar negatif yang berhembus. Beberapa penonton peragaan menganggap Hian meniru desain busana label Dior yang waktu itu baru saja melansir koleksi terbaru. Pada saat itu nampak pula setelan busana yang mengingatkan gaya busana tahun 1950-an, yakni rok lebar kaku dan blazer berkerah lebar.

Seberapapun kencang kabar itu beredar, nyatanya Hian tetap punya penggemar. Di kalangan praktisi mode, ia dianggap sebagai desainer yang mampu menghasilkan pola, potongan, dan jahitan rapi. Beberapa bulan setelah tuduhan peniruan, Hian menampilkan koleksi busana dalam rangka malam puncak Jakarta Fashion Week. Hian bilang bahwa peragaan tersebut adalah momen untuk menunjukkan idealismenya dalam mendesain. Hian juga ingin membuktikan kemampuan untuk membuat busana yang terkesan modern --meski ia amat terpengaruh gaya busana vintage.

Infografik Baju Nikah Selebritas

Sesungguhnya baju pengantin Tasya boleh dikatakan sebagai bukti pernyataan tersebut. Busana pengantin dengan model gaun lebar muncul pada tahun 1950-an. Kala itu, gaun lebar adalah kebaruan dari gaya busana pengantin tahun 1940-an. Peperangan yang terjadi pada tahun 1940-an membuat pengantin dalam keterbatasan. Untuk mengakali keterbatasan itu, maka busana pengantin kerap dijahit sendiri, pun bentuknya tak rumit.

Pada dekade 1950-an, sejumlah selebritas dan orang masyhur mengenakan busana pengantin bersiluet ball gown. Pada tahun 1953, Jackie Kennedy mengenakan gaun pengantin rancangan Ann Lowe. Selain soal model baju, perbincangan yang tak kalah hangat pada zaman itu ialah kejadian sebelum hari pernikahan Jackie. Sekitar satu minggu sebelum Jackie menikah, butik Lowe dilanda banjir. Hal tersebut membuat busana pernikahan Kennedy rusak. Lowe terpaksa merancang ulang busana dalam waktu singkat. Untungnya busana tersebut berhasil jadi tepat waktu. Pasca pernikahan Jackie, Lowe menjulang jadi salah satu perancang busana couture dengan akar budaya Afrika. Beberapa busana karyanya dipamerkan di National Museum of African American History & Culture, Washington DC.

Desainer busana pengantin yang juga tersohor pada masa itu adalah Helen Rose. Dia merancang gaun pengantin pertama Elizabeth Taylor. Vanity Fair melaporkan bahwa gaun yang dipesan oleh MGM Studios sebagai hadiah untuk Taylor itu dibuat selama tiga bulan oleh tim berjumlah 15 orang. Gaun lebar itu dibuat dari bahan satin dan dihias biji mutiara. Pada tahun 2013, busana pengantin tersebut dilelang dengan harga 122.000 Poundsterling.

Setelah merancang gaun untuk Taylor, Rose merancang baju pernikahan Grace Kelly. Ini kemudian jadi gaun pernikahan paling fenomenal dan menginspirasi banyak orang terkenal. Kejadiannya sama seperti Taylor. Baju Kelly adalah hadiah pernikahan dari MGM Studio. Rose bertanggung jawab untuk merancang busana tersebut karena dia adalah kepala divisi kostum desain MGM Studio. Di samping itu, Rose ialah sosok yang cukup kompeten. Ia pernah memenangkan piala Oscar untuk kategori penataan kostum.

Baju Kelly turut dipuja oleh desainer busana. Telegraph sempat menulis pernyataan Oscar de la Renta yang menyebut Kelly layak dikatakan sebagai ikon karena berhasil tampil dalam busana dengan detail lace yang memancarkan kesan feminim lengkap dengan kerudung megah. Semua itu tidak mungkin terjadi tanpa Rose dan timnya. Gaun pengantin Kelly dibuat selama enam minggu oleh 30 penjahit. Busana itu terbuat dari material brussels lace yang berusia ratusan tahun dan sutera.

Busana Kelly yang kemudian menginspirasi gaun Kate Middleton yang dibuat oleh label Alexander McQueen. Modifikasinya dilakukan pada bagian rok. Di gaun Middleton, rok yang mengembang itu nampak lebih halus dan sederhana tanpa petticoat di dalamnya. Siluet gaun lebar yang terkesan klasik itu pun turut menginspirasi model Miranda Kerr. Ia mempercayakan desain gaun pernikahan kepada Maria Grazia Chiuri, direktur kreatif Dior. Busana dibuat dari material mikado silk yang dilengkapi dengan bordir bunga Lily.

Kerr berkata bahwa busana pengantin yang menutupi seluruh bagian tubuh menimbulkan kesan murni dan misterius. Sebuah kesan dari gaun pengantin masa lampau yang tetap dipertahankan.

Baca juga artikel terkait PERNIKAHAN atau tulisan lainnya dari Joan Aurelia

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Joan Aurelia
Editor: Nuran Wibisono