Menuju konten utama

Ini Dampak Larangan Ekspor Tembaga jika Smelter RI Belum Siap

"Kalau smelter belum siap lalu disetop ekspor tembaga nanti efeknya akan mengurangi produksi tembaga," kata Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira.

Ini Dampak Larangan Ekspor Tembaga jika Smelter RI Belum Siap
seorang perajin mengolah bahan tembaga saat proses pembuatan hiasan lampu di tumang, cepogo, boyolali, jawa tengah, rabu (3/8). berbagai jenis hasil kerajian berbahan tembaga seperti hiasan lampu rombyong, hiasan dinding dan helm dijual rp 250 ribu - rp 5 juta tergantung ukuran dan kesulitan pembuatannya. antara foto/ aloysius jarot nugroho/ama/16.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk menyetop ekspor tembaga pada pertengahan tahun ini. Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, meminta Jokowi tidak terburu-buru mengambil sikap.

"Kalau smelter belum siap lalu disetop ekspor tembaga nanti efeknya akan mengurangi produksi tembaga dan kehilangan potensi ekspor yang rugikan neraca dagang," kata Bhima kepada Tirto, Rabu (11/1/2023).

Dia menyarankan sebaiknya pemerintah fokus mendorong pembangunan smelter lebih cepat. Yaitu dengan menyiapkan terlebih dahulu hilirisasinya, selanjutnya baru melakukan pembatasan.

"Bentuk pembatasan ekspor juga tidak perlu lewat pelarangan ekspor, misalnya bisa naikan pajak ekspor barang mentah, sehingga risiko digugat WTO jadi lebih rendah," ungkapnya.

Untuk diketahui, buntut pelarangan ekspor bijih nikel dilakukan Jokowi pada 1 Januari 2020 mendapatkan gugatan dari WTO. Kebijakan Indonesia dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran terhadap ketentuan WTO. Hal ini ada dalam sengketa yang didaftarkan di DS (Dispute Settlement) 592.

Keputusan ini terungkap pada 17 Oktober 2022. Hasil kebijakan Indonesia disebut melanggar pasal XI.1 GATT 1994. Ini pun tidak bisa dijustifikasi menggunakan pasal XI.2 (a) XX (d) GATT 1994.

Kemudian, Jokowi pun berupaya menyisir sejumlah komoditas tambang yang berpotensi mendatangkan keuntungan besar, tanpa harus diekspor mentah-mentah ke luar negeri. Setelah nikel dan bauksit, pertengahan tahun pemerintah juga akan menyetop ekspor tembaga.

"Walau kita ditakut-takuti soal nikel kalah di WTO, kita tetap terus, justru kita setop bauksit, pertengahan tahun mungkin tambah lagi setop tembaga," ujarnya dalam peringatan HUT PDIP ke-50, Selasa (10/1/2023).

Jokowi menyerukan, Indonesia tidak boleh takut dengan ancaman negara lain.

"Kita tidak boleh mundur, kita tidak boleh takut karena kekayaan alam ada di Indonesia. Kita ingin dinikmati oleh rakyat kita," katanya.

Lebih lanjut, Jokowi meminta, presiden berikutnya mampu melanjutkan langkah-langkah hilirisasi yang sudah ditempuh oleh pemerintah saat ini. Dia menegaskan tidak boleh ada kata mundur.

Baca juga artikel terkait EKSPOR TEMBAGA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin