tirto.id - Sekitar 50 tentara Rusia tewas atau terluka dalam serangan artileri Ukraina jarak jauh. Menurut militer, hal tersebut merupakan kejadian langka di Ukraina karena telah menimbulkan korban besar dalam satu insiden.
Di sisi lain, Al Jazeera memberitakan, listrik di tujuh wilayah Ukraina kembali menyala sepenuhnya, termasuk ibu kota Kyiv, kurang dari 24 jam setelah rudal Rusia menyerang infrastruktur energi di seluruh negeri.
Sementara itu, menteri dalam negeri Ukraina Denys Monastyrsky mengatakan, penyelidik di Kherson Ukraina telah menemukan 63 mayat dengan tanda-tanda penyiksaan setelah pasukan Rusia meninggalkan daerah itu.
“Pencarian baru saja dimulai, begitu banyak ruang bawah tanah dan tempat pemakaman akan ditemukan,” ungkapnya.
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-267
Sebuah rudal yang jatuh di wilayah Polandia menewaskan dua orang itu kemungkinan besar peluru nyasar yang ditembakan oleh pertahanan udara Ukraina dan bukan serangan Rusia seperti dituduhkan sebelumnya.
The Guardian melaporkan, Presiden Polandia, Andrzej Duda mengatakan, tidak ada bukti rudal itu serangan dari Rusia, kemungkinan besar ditembakkan dari pertahanan udara Ukraina. “Sayangnya jatuh di wilayah Polandia”.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan, rudal itu tidak mungkin ditembakkan dari Rusia karena lintasannya. Sedangkan Sekretaris Pertahanan AS, Llyod Austin mengatakan, negaranya masih berpegang pada penilaian awal Polandia bahwa itu adalah rudal pertahanan Ukraina.
Sementara itu, Sekjen NATO, Jens Stoltberg menegaskan, berdasarkan analisis awal, insiden itu kemungkinan disebabkan oleh rudal pertahanan udara Ukraina untuk mempertahankan serangan rudal jelajah Rusia.
Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan, dia yakin rudal itu bukan milik Ukraina.
Seperti diberitakan TASS, Rusia bersikeras bahwa Polandia harus mempublikasikan informasi tentang siapa yang menembakkan rudal tersebut. Hal itu disampaikan Kepala delegasi Rusia pada pembicaraan keamanan militer dan senjata di Wina Konstantin Gavrilov.
“Kami akan bersikeras bahwa mereka [di Polandia] mempublikasikan informasi tentang siapa yang menembakkan rudal yang menewaskan warga Polandia," katanya.
Editor: Iswara N Raditya