tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung sampai hari ini, Rabu, 16 November 2022 atau sudah memasuki 266 hari invasi. Menurut berita terbaru, Rusia meluncurkan gelombang serangan rudal di seluruh Ukraina.
The Guardian memberitakan, menurut pihak berwenang Ukraina, itu adalah serangan terencana lainnya yang menyasar fasilitas infrastruktur energi Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan "total ada 90 rudal" yang menghantam Ukraina. Menurut dia, sampai saat ini ada tujuh juta rumah di Ukraina yang dibiarkan tanpa listrik.
Wakil kepala administrasi kepresidenan, Kyrylo Tymoshenko, menulis di Telegram bahwa situasi energi di seluruh Ukraina "kritis".
Situasi Perang Rusia-Ukraina Hari ke-266
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Menteri Dalam Negeri Rusia, Vladimir Kolokoltsev mengatakan, situasi di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina berubah menjadi sulit, tetapi masih terkendali.
“Saya dapat langsung mengatakan bahwa situasinya sulit tetapi terkendali,” kata Kolokoltsev.
“Kami telah mengerahkan 15 satuan tugas polisi gabungan ke daerah, terutama dari daerah lain di negara ini, termasuk petugas yang mempraktikkan kerja tim sebagai bagian dari kelompok operasional sementara di Korea Utara. Wilayah Kaukasus. "
Menurutnya, gugus tugas bertanggung jawab menjaga ketertiban umum. "Petugas polisi telah disiagakan tinggi di wilayah ini," tambah menteri dalam negeri Rusia.
AP News memberitakan, setelah pasukan Rusia mundur dari desa di Ukraina selatan, para keluarga yang terpisah selama perang berpelukan di tengah jalan sambil meneteskan air mata.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu sebelumnya memerintahkan pasukan untuk meninggalkan Kota Kherson, satu-satunya ibu kota regional yang direbut Rusia dari Ukraina sejak perang dimulai.
Jenderal Rusia Sergey Surovikin yang menjadi komando perang secara keseluruhan mengatakan langkah itu sebagai “keputusan yang sangat sulit”.
Banyak warga di daerah itu sangat merindukan momen kebersamaan setelah dipisahkan oleh perang. Selama pertempuran, mereka melarikan diri dan bersembunyi.
Wartawan Associated Press mengunjungi empat desa pada minggu ini dan menyaksikan sendiri orang-orang dipersatukan kembali dengan keluarga mereka.
Andriy Mazuryk (53 tahun) mengaku meninggalkan ibunya di desa Tsentralne pada bulan April dan melarikan diri sejauh 30 kilometer. Ibunya tidak ingin pergi, tetapi Mazuryk punya seorang putra yang jadi tentara Ukraina dan khawatir Rusia akan membunuhnya.
Meskipun pasukan pendudukan menyita telepon orang-orang, Mazuryk berhasil berbicara dengan ibunya dan kerabat lainnya hampir setiap hari karena mereka menelepon secara rahasia.
Editor: Iswara N Raditya