Menuju konten utama

Indonesia Negara Ekonomi Terbesar Keempat Dunia Tahun 2050

Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050 di belakang Cina, India, dan Amerika Serikat.

Indonesia Negara Ekonomi Terbesar Keempat Dunia Tahun 2050
Presiden Joko Widodo (kanan) berdiskusi dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull (kiri) saat acara dialog bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (12/11). Kedua pihak memfokuskan pada bidang ekonomi yaitu peningkatan perdagangan, investasi langsung, pengembangan pariwisata dua negara, investasi di bidang infrastruktur dan bidang pengembangbiakan sapi di NTT dan NTB, serta pengembangan bidang digital ekonomi dengan berdasarkan riset Ernst and Young 2015 potensi sektor tersebut mencapai 130 miliar dolar AS pada tahun 2020. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma.

tirto.id - Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050 di belakang Cina, India, dan Amerika Serikat. Pakar Ekonomi dari Crawford School of Public Policy Australian National University, Hal Hill, mengatakan negara-negara besar yang tergolong maju saat ini belum tentu akan sama majunya di masa yang akan datang, karena pusat daya tarik dunia mulai bergerak dari kawasan Laut Atlantik ke kawasan Asia Pasifik.

"Indonesia diproyeksikan mengalami kenaikan sangat signifikan, yakni dari urutan kesembilan menjadi keempat dunia. Sementara Brasil naik dua peringkat, dari urutan ketujuh menjadi urutan kelima pada tahun 2050," kata Hill di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sabtu (22/10/2016), sebagaimana dikutip Antara.

Kenaikan posisi Indonesia dianalisis Hill berdasarkan produk domestik bruto (PDB) dengan perhitungan keseimbangan kemampuan berbelanja per kapita. Dalam analisis yang sama, Cina pada 2014, kemudian pada 2030 sampai 2050 akan tetap berada di urutan pertama. India dari urutan ketiga, akan naik dan bertukar posisi dengan Amerika Serikat yang berada di urutan kedua.

Menurut Hill, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berkaitan dengan kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara di Asia khususnya Asia Tenggara. Salah satu laporan Bank Dunia yakni Growth Commission Report mencatat sedikitnya ada 13 negara dari 150 negara yang pertumbuhan ekonominya dibawah 10 persen selama 100 tahun. Hampir semua negara di dalam kelompok tersebut berasal dari wilayah Asia. Dari Asia Timur, misalnya Cina, Hong Kong, Jepang, Korea, dan Taiwan. Sementara Asia Tenggara ada Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand

“Indonesia mulai mengejar. Kita tahu, pada tahun 1960-an, Indonesia sangat miskin namun mampu bangkit maju. Yang tidak maju menurut ukuran ini adalah Filipina karena selama lebih dari 60 tahun mengalami kemiskinan, jika dibandingkan dengan Amerika. Banglades dan Kamboja juga,” demikian ungkap Hill.

Indonesia Gandeng ADB Demi Pertumbuhan Bersih

Sementara itu, agar mampu memberikan pertumbuhan ekonomi bersih yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat, Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Indonesia menyetujui Strategi Kemitraan (CPS) baru untuk periode 2016-2019.

"Kemitraan baru akan membantu melanjutkan kemajuan dengan upaya menuju pertumbuhan yang inklusif dan menjaga kelestarian lingkungan, yang dicapai melalui peningkatan infrastruktur, perbaikan tata kelola dan manajemen sektor publik, serta peningkatan pendidikan dan keterampilan," kata Wakil Kepala Perwakilan ADB di Indonesia Sona Shrestha dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Shrestha mengatakan salah satu penyebab adanya kemitraan baru ADB ini adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang telah mencapai kemajuan sosial, ekonomi dan politik dalam beberapa dekade terakhir. ADB akan meningkatkan investasi dalam bidang infrastruktur terutama di sektor energi, untuk mendorong keandalan dan efisiensi jaringan listrik nasional, serta mengedepankan sumber energi yang lebih bersih seperti panas bumi dan gas alam.

Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan di perdesaan, ADB memberikan dukungan yang akan berfokus pada irigasi, pasokan air, dan tanaman panen bernilai tinggi. Di tingkat kota, masyarakat miskin perkotaan akan memperoleh manfaat dari peningkatan manajemen saluran pembuangan dan air limbah.

Fokus ADB selanjutnya adalah meningkatkan mutu dan relevansi program pendidikan nasional, karena meski Indonesia telah meraih pencapaian luar biasa dalam akses pendidikan di setiap tingkat, tetapi mutu pendidikan masih menjadi persoalan tersendiri.

Secara keseluruhan, ADB juga akan terus mendukung reformasi fiskal yang dilakukan oleh Indonesia untuk memperbaiki tata kelola belanja pemerintah dan pengadaan layanan bagi masyarakat yang paling membutuhkan.

"Dukungan ADB bagi reformasi pemerintah Indonesia di bidang perbaikan iklim investasi dan pengurangan biaya dalam berusaha, akan memperluas basis perekonomian dan menciptakan lapangan kerja," pungkas Shrestha.

Baca juga artikel terkait INDONESIA atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan