Menuju konten utama

Indonesia Kirim Bantuan ke Rakhine Terkait Konflik Rohingya

Indonesia meluncurkan bantuan kemanusiaan senilai 2 juta dollar AS untuk Rakhine, Myanmar yang tengah dilanda konflik.

Indonesia Kirim Bantuan ke Rakhine Terkait Konflik Rohingya
Pengungsi Rohingya duduk di depan rumah mereka yang hancur akibat Topan Mora di Kamp Pengungsi Darurat Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh, Rabu (31/5). REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

tirto.id - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi membuat program Bantuan Kemanusiaan untuk Komunitas yang Berkelanjutan (HASCO) yang diprakarsai Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) untuk masyarakat negara bagian Rakhine.

Bantuan kemanusiaan sejumlah 2 juta dolar AS yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia akan disalurkan dalam program-program sosial selama dua tahun dengan empat fokus yakni pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan pemulihan pascakonflik.

"Kami harapkan bantuan ini dapat berjalan secara berkelanjutan, inklusif, dan dapat memberikan pemberdayaan kepada masyarakat di Rakhine State," ujar Retno dalam peluncuran program HASCO di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (31/8/2017).

Bantuan kemanusiaan yang dikumpulkan oleh 11 organisasi sosial kemasyarakatan anggota AKIM menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat sebagai bentuk kepedulian Indonesia terhadap situasi kemanusiaan di Myanmar.

"Yang lebih membahagiakan bahwa sinergi antara pemerintah dengan LSM dan masyarakat ini tidak menggunakan basis agama tertentu. Selain LSM kemanusiaan Islam, banyak juga bantuan yang kami peroleh dari umat agama lain," tutur dia, seperti dikutip dari Antara.

Ketua Pelaksana AKIM Muhamad Ali Yusuf menjelaskan, dia telah bekerja sama dengan otoritas di Rakhine untuk mengurus izin akses pemberian bantuan, sementara untuk pelaksanaan program akan dibantu oleh LSM setempat.

"Program bantuan ini sifatnya inklusif dan menyasar seluruh masyarakat di Rakhine tanpa melihat latar belakang suku atau agamanya," kata Ali.

Bantuan kemanusiaan dari AKIM akan menambah kontribusi yang telah dilakukan Indonesia dalam membantu menciptakan pertumbuhan ekonomi, stabilitas keamanan, dan kehidupan yang harmonis di antara masyarakat yang hidup dan tinggal di Rakhine.

Hingga saat ini, Indonesia telah membangun empat sekolah senilai 1 juta dolar AS untuk komunitas muslim dan Buddha di Rakhine yang diresmikan pada 2014, menyalurkan 10 kontainer makanan dan pakaian yang diluncurkan oleh Presiden RI pada Desember 2016, serta dua sekolah di Sittwe, Rakhine, yang diresmikan pada Januari 2017.

Indonesia juga akan membangun sebuah rumah sakit di Rakhine yang diinisiasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), dan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.

Menurut Menlu, proses perizinan dan rancang bangun rumah sakit Indonesia itu telah rampung sehingga proses pembangunannya segera dilaksanakan pada Oktober 2017.

"Untuk proses pembangunan kita melibatkan sepenuhnya perusahaan dan masyarakat setempat karena dengan itulah kita dapat menggerakkan perekonomian di Rakhine State," kata Retno.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pertempuran kembali pecah di negara bagian Rakhine, Myanmar, di mana sebagian besar warga Rohingya bertempat tinggal. Sekitar 1.000 warga muslim Rohingya memutuskan untuk melarikan diri untuk menghindari kekerasan yang terus meluas di Myanmar, namun mereka tertahan di perbatasan Bangladesh, kata pejabat keamanan Bangladesh.

Perlakuan kepada sekitar 1,1 juta muslim Rohingya telah menjadi tantangan besar bagi sang peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi yang sudah 16 bulan memerintah Myanmar. Suu Kyi dituduh tidak berani mengutuk perlakuan keji terhadap minoritas Rohingya, sebaliknya membela operasi balasan militer yang brutal akibat serangan Oktober tahun lalu.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra