tirto.id - Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM dari Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Eisha Maghfiruha, memperkirakan ekonomi Indonesia hanya tumbuh di bawah 5 persen pada 2024, akibat konflik di kawasan Timur Tengah. Pertumbuhan ini lebih rendah dari target ditetapkan pemerintah sebesar 5,2 persen.
"Melihat risiko global yang kita hadapi sekarang, nampaknya untuk tumbuh di 5 persen masih cukup harus bekerja keras. Bahkan mungkin bisa saja tidak tercapai. Jadi tumbuh di bawah 5 persen," ujar dia dalam diskusi Indef secara daring, di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Meski begitu, Eisha tidak merincikan secara detail berapa angka pasti proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Hanya saja, menurutnya butuh kerja keras agar bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sesuai target pemerintah.
Tidak hanya pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga diminta waspadai dampak tekanan inflasi dari eskalasi geopolitik. Terutama pada barang-barang komponen impor yang belakangan meningkat, sehingga membuat harga melambung.
"BI punya target 2,5 persen plus minus 1 persen. Tapi juga butuh effort besar tidak hanya Bi, tapi juga kordinasi antara stakeholder," ujar dia.
Pemerintah sebelumnya sudah bergerak cepat menyiapkan berbagai skenario untuk mengantisipasi dampak gejolak geopolitik dunia saat ini. Dalam gejolak geopolitik saat ini, para pemimpin dunia juga relatif menghindari eskalasi dan potensi-potensi disrupsi terkait dengan logistik, supply chain, dan kepentingan di Selat Hormuz.
“Kalau kita lihat, kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia baik. Pertumbuhan ekonomi kita tahun 2024, 5 persen," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam pernyataannya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang