Menuju konten utama

Imlek 2022: Sejarah Kue Keranjang Nian Gao, Makanan Khas Tahun Baru

Warga Tiongkok percaya bahwa Nian Gao dapat mendatangkan kesejahteraan bagi pemakannya.

Imlek 2022: Sejarah Kue Keranjang Nian Gao, Makanan Khas Tahun Baru
Pekerja menata dodol keranjang di rumah industri dodol keranjang, Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (22/1/2022). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.

tirto.id - Perayaan Imlek 2022 segera tiba. Tahun ini akan menjadi tahun Macan dalam perhitungan kalender Cina.

Saat perayaan tahun baru Imlek, biasanya warga Tiongkok akan menyambutnya dengan menyajikan berbagai makanan khas. Salah satu makanan khas perayaan Imlek adalah kue keranjang atau Nian Gao.

Apa Itu Nian Gao

Melansir situs Hakkasan, Nian Gao atau "kue tahunan" adalah kue beras dengan tekstur lengket yang melambangkan kesejahteraan. Kata Nian Gao sendiri dalam bahasa Cina berarti "bertambah dari tahun ke tahun". Ungkapan ini merupakan simbol harapan akan peningkatan hal positif pada tahun-tahun mendatang.

Kata "nian' dalam bahasa Cina berarti "lengket", yang juga bisa berarti "tahun". Sedangkan kata "gao" berarti "kue", yang homonim dengan kata "tinggi".

Kue Keranjang tradisional dibuat dengan menggunakan tepung beras, tepung ketan, tepung jagung, santan, dan gula jawa. Kue ini juga biasanya diberi topping kurma merah dan biji zaitun.

Sejarah Kue Keranjang Nian Gao

Warga Tiongkok percaya bahwa Nian Gao dapat mendatangkan kesejahteraan bagi pemakannya. Kue ini memiliki sejarah panjang selama 1.000 tahun kebudayaan bangsa Tiongkok.

Menurut Lau Chi-Man koki bintang lima di Hongkong, kue ini dibuat untuk memperingati pertempuran di kerajaan Wu pada 482 SM, seperti dilansir dari situs majalahh Style South China Morning Post.

Wu Yun, Raja kerajaan Wu (dikenal sebagai Zixu) diam-diam menyuruh para kulinya untuk menambah batu bata dari beras ketan pada tembok penghalang kerajaan.

Wu mengisyaratkan bahwa batu bata beras tersebut dapat membantu rakyat di kala masa-masa sulit. Benar saja, sejak pertempuran hebat yang membuat Kerajaan Wu jatuh ke tangan Kerajaan Yue, batu bata dari beras ketan tersebut telah menyelamatkan rakyat dari kelaparan.

Siasat Zixu dalam membantu rakyatnya kemudian dikenang dengan pembuatan kue keranjang atau Nian Gao. Menyajikan kue keranjang Nian Gao saat tahun baru dibuat untuk menghormati jasanya tersebut.

Kue Keranjang Nian Gao juga dikaitkan sebagai persembahan kepada Dewa Dapur. Dewa ini merupakan salah satu Dewa dalam kepercayaan Tionghoa yang bertugas menjaga sebuah keluarga. Dewa ini kemudian melaporkan aktivitas keluarga yang ia jaga kepada dewa-dewa surgawi.

Masyarakat Tiongkok percaya menyuguhkan Nian Gao pada Dewa Dapur dapat membuat mulutnya lengket sehingga tidak bisa melaporkan kejelekan-kejelekan keluarga manusia pada Kaisar Langit.

Pada riwayat yang lain, Nian Gao dihubungkan dengan monster pemakan manusia. Pada masa dahulu, ada monster karnivora bernama Nian. Normalnya, Nian hanya memangsa hewan-hewan biasa. Namun pada musim dingin, Nian beralih memangsa manusia.

Lantas, suku Gao yang bersinggungan langsung dengan monster ini membuat kue dari beras ketan sebagai persembahan untuknya. Harapannya, monster Nian kenyang memakan kue tersebut dan tidak jadi memangsa warga suku Gao. Kue beras persembahan ini dinamai Nian Gao dan dibuat setiap tahunnya.

Baca juga artikel terkait KUE KERANJANG atau tulisan lainnya dari Adilan Bill Azmy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Adilan Bill Azmy
Penulis: Adilan Bill Azmy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari