Menuju konten utama
Sidang Sengketa Pilpres 2019

Imbauan Prabowo ke Pendukung Saat Sidang MK Diragukan Tak Dipatuhi

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow merasa ragu imbauan dari capres 02, Prabowo Subianto untuk tidak melakukan aksi massa pada sidang sengketa pilpres di MK hari ini dipatuhi oleh pendukungnya.

Imbauan Prabowo ke Pendukung Saat Sidang MK Diragukan Tak Dipatuhi
Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno dan petinggi BPN memberikan keterangan kepada media di Kertanegara terkait kerusuhan yang terjadi pada aksi 22 Mei, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Tirto.id/Andrey Gromico.

tirto.id - Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow merasa ragu imbauan dari capres 02, Prabowo Subianto untuk tidak melakukan aksi massa pada sidang perdana sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini dipatuhi oleh pendukungnnya.

"Kalau kita pegang omongan dari 02 Prabowo-Sandi, mengimbau pendukungnya tidak melakukan aksi pada proses persidangan di MK. Mungkin itu betul, meskipun kita agak ragu juga karena imbauan seperti ini seringkali tidak dipatuhi juga [oleh pendukungnya]," ujarnya kepada Tirto, Kamis (13/6/2019).

Jeirry juga menilai, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra itu merupakan bentuk strategi politik. Sebab, jika benar ada aksi massa yang datang untuk berdemonstrasi di MK, Prabowo tinggal membantahnya bahwa mereka bukan pendukung dari paslon 02.

"Ini bisa juga, karena kami [Prabowo-Sandi] sudah imbau untuk tidak datang. Itu kan satu kemungkinan yang bisa saja terjadi," ucapnya.

Dirinya menuturkan, sebenarnya jika Prabowo ingin konsisten mengimbau pendukungnya untuk tidak melakukan demonstrasi. Tidak akan ada massa yang melakukan unjuk rasa di MK.

Selain itu, dirinya juga khawatir jika yang datang itu bukan massa aksi dari pendukung capres-cawapres 02, Prabowo-Sandi ataupun palson 01, Jokowi-Ma'ruf.

Berarti ada pihak lain yang memang sengaja memanfaatkan rivalitas dan tensi politik antara kedua kubu tersebut. Tujuannya adalah untuk membawa gagasan atau kepentingan-kepentingan lainnya.

"Kelompok-kelompok ini bisa saja melestarikan konflik antara dua kubu, karena punya kepentingan. Misalnya dia cari celah dari sidang MK ini agar dia bisa ikut main, termasuk tidak lagi dibawa kontrol peserta pemilu," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri