Menuju konten utama
IHSG Hari Ini 8 Maret 2022

IHSG Dibuka Menguat meski Masih Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina

IHSG hari ini dibuka menguat terbatas meski masih dibayangi konflik Rusia-Ukraina yang makin meruncing.

IHSG Dibuka Menguat meski Masih Dibayangi Konflik Rusia-Ukraina
Karyawan memotret layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/6/2021). ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Selasa (8/3/2022) pagi pukul 09.00 WIB di zona hijau pada angka 6.895. Posisi tertinggi IHSG pagi ini berada di level 6.910 sedangkan pergerakan terendah pagi ini terjadi di level 6.891.

IHSG sudah diperdagangkan dengan volume 551 juta lembar dan nilai transaksi yang terjadi mencapai Rp835 miliar untuk 45.392 kali perdagangan. Kemudian pagi ini setidaknya ada 150 saham yang bergerak menguat dan 109 saham melemah sementara 230 sisanya ada di posisi stagnan.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher Jordan menjelaskan, secara teknikal candlestick membentuk lower high dan lower low dengan volume yang cukup tinggi.

"Kenaikan harga komoditas masih akan mendorong penguatan terutama untuk saham sektor energi. Di sisi lain, berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi dan kenaikan suku bunga lebih agresif," jelas dia dalam analisa harian yang dikutip Selasa (8/3/2022).

Di sisi lain, penguatan IHSG pagi ini berbeda dengan indeks saham global yang mengalami pelemahan. Bursa Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup 32.817,38 (-2,37%), NASDAQ ditutup 12.830,96 (-3,62%), S&P 500 ditutup 4.201,09 (-2,95%). Wall Street anjlok pada perdagangan di awal pekan.

Harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008 karena Amerika Serikat dan sekutu Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor minyak Rusia, sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina.

Kekhawatiran pada minyak telah menyebabkan kekhawatiran pada inflasi yang lebih tinggi dan potensi stagflasi. Kekhawatiran tentang krisis Rusia-Ukraina telah memperdalam aksi jual yang awalnya dipicu oleh kekhawatiran atas potensi kenaikan suku bunga Fed Funds Rate.

Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi karena Federal Reserve diperkirakan akan memperketat kebijakan moneter tahun ini untuk melawan inflasi.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri