Menuju konten utama
Dahnil Anzar:

Ide Presidential Club, Prabowo Ajak Diskusi Jokowi, SBY & Mega

Menurut Dahnil, presidential club ini akan dijadikan tempat berdiskusi para presiden sebelumnya dan sekarang untuk membangun bangsa.

Ide Presidential Club, Prabowo Ajak Diskusi Jokowi, SBY & Mega
Presiden ke-6 RI sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) menyambut kedatangan Capres terpilih Prabowo Subianto (kanan) saat silaturahim dan buka puasa bersama dengan Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (27/3/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/nz

tirto.id - Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto ingin mendirikan presidential club. Ide presidential club ini merupakan wadah perkumpulan presiden yang akan diisi oleh mantan presiden RI, mulai dari Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, hingga Joko Widodo.

Juru Bicara Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan presidential club ini bukan institusi baru. Namun, kata dia, presidential club ini akan dijadikan tempat berdiskusi para presiden sebelumnya dan sekarang untuk membangun bangsa.

"Presidensial club yang saya maksudkan bukan mendirikan institusi baru atau Pak Prabowo mendirikan lembaga baru, bukan sama sekali," kata Dahnil melalui video yang diterima Tirto, Sabtu (4/5/2024).

Menurut Dahnil, ide ini muncul karena visi dan misi sejak awal Prabowo adalah keberlanjutan. Ia mengatakan salah satu watak politik Prabowo itu adalah mempersatukan.

"Semangat keberlanjutan, persatuan itu disimbolisasi dengan bentuk silaturahmi dengan sharing secara terus-menerus," ucap Dahnil.

Dahnil mengatakan Prabowo ingin berdialog dan berdiskusi dengan presiden-presiden sebelumnya, sebagai upaya melanjutkan semua agenda-agenda pembangunan terutama yang baik pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Oleh sebab itu, nantinya Pak Prabowo perlu berdiskusi dengan presiden Jokowi terus-menerus, pun demikian perlu berdiskusi dengan Pak SBY, Ibu Megawati," tutur Dahnil.

Dahnil mengatakan Prabowo perlu mendengar masukan dari presiden-presiden sebelumnya untuk merealisasikan agenda keberlanjutan. Menurut Dahnil, meski berbeda sikap politik, tetapi persatuan tetap diutamakan.

Dia mengatakan tantangan geopolitik ke depan semakin dinamis, sehingga perlu adanya persatuan dari elite politik dan bangsa.

"Itu istilah saja menggambarkan silaturahmi rutin dilakukan oleh para mantan presiden dan presiden yang sedang memerintah itu kan, merujuk pada Amerika Serikat secara informal," kata Dahnil.

Baca juga artikel terkait PRABOWO atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Maya Saputri