tirto.id - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti sejumlah massa dari organisasi yang mendukung rencana pemerintah dan DPR untuk melakukan revisi UU KPK.
Massa tersebut mengatasnamakan Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAMI), Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan Cinta NKRI, dan Masyarakat Pemuda Cinta Indonesia (MATPECI) berdemonstrasi di depan Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Sabtu (14/9/2019).
Sejumlah massa tersebut meminta agar para komisioner KPK dan Wadah Pegawai KPK segera dipecat dan dibubarkan. Namun, yang paling menjadi sorotan, ada salah satu dari sekelompok orang tersebut mengaku dibayar untuk melakukan aksi sebesar Rp50 ribu.
Menanggapi hal tersebut, peneliti ICW, Kurnia Ramadhana pun mempertanyakan sejumlah massa yang dibayar ketika menggelar demonstrasi di depan kantor KPK tersebut. Ia pun menduga terdapat pesan khusus dari sejumlah pihak yang pro terhadap Revisi UU KPK dan Capim yang terpilih.
"Siapa yang membayar mereka [demonstran]? Kenapa spesifik tuntutan mereka untuk mendukung revisi UU KPK? Mungkin bisa jadi diduga ada order khusus dari teman-teman yang mengerjakan revisi UU KPK dan membayar mereka untuk melakukan demonstrasi seperti itu," ujarnya saat di Kawasan Pasar, Minggu (15/9/2019).
Hal lain yang dipertanyakan ICW terkait organisasi penggerak demonstrasi tersebut tidak memiliki rekam jejak memperjuangkan isu-isu pemberantasan korupsi.
"Poin pentingnya juga mereka tidak bisa menjelaskan, dan saya melihat di beberapa media pemberitaan, ketika media mengonfirmasi apa tuntutan mereka [demonstran], mereka tidak bisa menjawab. Jadi kami tidak menghiraukan sama sekali aksi-aksi seperti itu," pungkasnya.
Kemudian, ia juga merasa aneh dengan tindakan aparat kepolisian yang tidak bertindak secara cepat untuk melakukan pengamanan ketika terjadi demonstrasi. Sehingga banyak sarana dan prasarana yang rusak di sekitar gedung KPK.
"Ya harusnya ini menjadi PR [Pekerjaan Rumah] bagi kepolisian karena terdapat beberapa perusakan di KPK," tuturnya.
Unjuk rasa digelar di Gedung KPK pada Sabtu (14/9/2019) itu setidaknya diikuti oleh 150-200 orang dan membawa 5 pikap sebagai mobil komando.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri