Menuju konten utama

Hukum Potong Kuku Saat Puasa dan Hari yang Disunahkan

Hukum memotong kuku saat puasa sunnah maupun wajib sering kali menjadi topik pertanyaan kaum muslim. Lalu, apakah boleh memotong kuku saat puasa?

Hukum Potong Kuku Saat Puasa dan Hari yang Disunahkan
Ilustrasi potong kuku saat puasa. foto/istockphto

tirto.id - Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga kebersihan diri. Salah satunya adalah cara dengan memotong kuku secara rutin.

Kebersihan merupakan hal yang dinilai penting dalam Islam, terutama yang menyangkut kebersihan diri sendiri dan berkaitan dengan ibadah. Selain suci dari hadas besar maupun kecil, kaum muslim dianjurkan menjaga kebersihan diri demi keabsahan ibadahnya.

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Lima hal termasuk [sunnah] fitrah, yaitu; mencukur rambut kemaluan, khitan, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku,'" (HR At-Tirmidzi No. 2680).

Lantas, bagaimana dengan potong kuku saat puasa? Apakah boleh memotong kuku saat puasa? Anda bisa menyimak penjelasan lengkapnya sesuai hadis di bawah ini.

Hukum Potong Kuku Saat Puasa, Apakah Boleh?

Potong kuku saat puasa diperbolehkan. Tidak ada hadis atau dalil Al-Qur'an yang menerangkan bahwa potong kuku saat puasa dapat membatalkan ibadah siam seorang muslim.

Hukum potong kuku saat puasa berlaku pada semua jenis ibadah siam. Artinya, boleh memotong kuku saat puasa sunnah. Termasuk di antaranya hukum memotong kuku saat puasa Senin Kamis: diperbolehkan.

Potong kuku saat puasa tidak dinilai sebagai perkara yang membatalkan puasa. Hal ini lantaran kegiatan memotong kuku tidak membuat tubuh seseorang kemasukan benda.

Hal-hal yang membatalkan puasa di antaranya yakni memasukkan benda ke dalam tubuh, berobat melalui lubang tubuh depan maupun belakang, muntah disengaja, berhubungan intim, keluar air mani, haid dan nifas, mengalami gangguan jiwa, serta murtad.

Memotong kuku justru menjadi perkara yang dianjurkan dalam Islam. Hal ini selaras dengan hadis tentang kebersihan diri, sebagaimana disebutkan di awal artikel.

Bahkan, potong kuku saat puasa menjadi sesuatu yang bernilai pahala apabila dikerjakan pada hari tertentu. Lantas, hari apa saja yang baik untuk memotong kuku?

Hari Apa Saja yang Baik untuk Memotong Kuku?

Mengurangi panjang kuku boleh dilakukan pada hari apapun, termasuk potong kuku saat puasa. Namun, terdapat sunah hari yang baik untuk memotong kuku. Berikut beberapa hari yang disunahkan memotong kuku, sesuai hadis sahih.

1. Hari Jumat

Hukum memotong kuku setiap Jumat merupakan sunah Nabi Muhammad saw. Hal ini selaras dengan penjelasan anjuran membersihkan diri pada hari itu.

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al Majmu' Syarah Muhadzdzab Juz 1, Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah menganjurkan untuk memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, dan mencabut bulu ketiak, pada Jumat.

Redaksi hadis hukum memotong kuku saat jumat dapat disimak berikut.

"Imam Syafi'i dan para ulama mazhab Syafi'iyah rahimahukumullah menegaskan dianjurkannya memotong kuku dan mencukur rambut-rambut di badan pada hari Jumat.”

2. Hari Kamis

Dikutip dari kitab Tuhfah Al-Ahwadzi yang ditulis Sunan Tirmidzi, Ibnu Hajar menjelaskan tentang hukum memotong kuku pada Jumat dan Kamis. Berikut redaksi lengkapnya.

“Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya tentang memotong kuku. Beliau menjawab, ‘Dianjurkan untuk dilakukan di hari Jumat, sebelum matahari tergelincir.’ Beliau juga mengatakan, ‘Dianjurkan di hari Kamis.’ Beliau juga mengatakan, ‘Orang boleh milih waktu untuk memotong kuku...’”

3. Hari apapun sesuai kebutuhan

Masih merujuk penjelasan Ibnu Hajar dalam Tuhfah Al-Ahwadzi, yang mengutip keterangan Imam Ahmad bin Hanbal, memotong kuku boleh dilakukan di hari apapun sesuai kebutuhan.

"...Setelah membawakan pendapat Imam Ahmad, kemudian Al-Hafizh memberikan komentar, '[Pendapat terakhir] adalah pendapat yang dijadikan pegangan, bahwa memotong kuku itu disesuaikan dengan kebutuhan.'”

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Fadli Nasrudin