Menuju konten utama

Huawei Diduga Diam-diam Bantu Korea Utara Bangun Jaringan Nirkabel

Terungkapnya hubungan antara Korea Utara dan Huawei seolah menambah minyak ke api yang tengah berkobar.

Huawei Diduga Diam-diam Bantu Korea Utara Bangun Jaringan Nirkabel
Kantor pusat perusahaan Huawei Technologies di gedung pencakar langit gedung perkantoran modern di kawasan bisnis Vilnius, Lithuania. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Huawei diduga diam-diam membantu Korea Utara membangun dan mempertahankan jaringan nirkabel di Korea Utara. Huawei bekerjasama dengan penyedia jasa jaringan lokal, Koryolink, Aljazeera melaporkan.

Huawei juga bekerja sama dengan perusahaan milik Cina, Panda Internasional Infromation Technology Co Ltd., dalam sejumlah proyek di Korea Utara selama delapan tahun terakhir.

Langkah itu memunculkan kekhawatiran jika Huawei, yang menggunakan beberapa perangkat buatan perusahaan Amerika Serikat, bakal menyalahgunakan hal tersebut dan justru membantu Korea Utara dengan perangkat-perangkat tersebut.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat menginvestigasi hubungan antara Huawei dan Korea Utara sejak 2016, namun hingga saat ini belum secara terbuka mengungkapkan hubungan keduanya. Mereka juga belum berkomentar terkait hal ini.

Huawei dan Panda Group, induk dari perusahaan Panda International, mengosongkan kantor cabang mereka di Pyongyang sejak 2016, ketika Korea Utara mendapatkan sanksi internasional dari AS. Saat ini, Koryolink beroperasi dengan perlengkapan dan peralatan yang sudah tua karena Huawei tidak lagi menyediakan peralatan dan perawatan perangkat.

Terungkapnya hubungan antara Korea Utara dan Huawei, yang ambisinya untuk menguasai pasar teknologi dunia sehingga membuat Eropa dan AS khawatir, seolah menambah minyak ke api yang tengah berkobar, Washington Post melansir.

Hal itu menambah kekhawatiran bangsa Barat. Terlebih, karena Huawei merupakan perusahaan teknologi yang terdepan dalam pengembangan teknologi 5G, terutama di Asia.

Beberapa waktu lalu, Huawei terjerat dugaan membantu intelijen Cina dalam aksi spionase, yang membuatnya kemudian di-blacklist oleh AS dan beberapa sekutunya. Negara-negara tersebut tidak mengizinkan perusahaan lokal menggunakan perangkat dari Huawei.

Forbes mewartakan, sebelumnya AS pernah membuktikan adanya keterlibatan Huawei dengan Korea Utara, namun pada saat itu belum ada hal yang perlu dikhawatirkan. Jika temuan ini benar, maka sanksi terhadap pelanggaran ini akan sangat berat, sebagaimana halnya Meng Wanzhou, CFO Huawei yang pernah ditahan di Kanada karena diduga melanggar aturan atas sanksi yang dikenakan di Iran.

Huawei mengatakan bahwa mereka tidak punya kepentingan di Korea Utara, namun tidak menyinggung atau membahas tudingan dari temuan tersebut.

"Huawei berkomitmen penuh untuk mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang berlaku di negara dan wilayah tempat kami beroperasi. Termasuk semua undang-undang dan peraturan kontrol ekspor dan sanksi," kata seorang juru bicara perusahaan.

Temuan ini secara otomatis menambah spekulasi mengenai perusahaan yang namanya telah tercoreng di hadapan pemerintah AS ini. AS membatasi penjualan Huawei awal tahun ini karena dugaan ancaman terhadap keamanan nasional.

Perusahaan teknologi AS yang menyuplai Huawei, seperti Intel, Qualcomm, dan Google pada Senin (22/7/2019) mengadakan pertemuan bersama pemerintah di Gedung Putih untuk membahas pelarangan dagang Huawei, CNBC melaporkan.

Baca juga artikel terkait PERANG DAGANG atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Ibnu Azis