Menuju konten utama

Penambang Emas, Malapetaka Masyarakat Adat Yanomami di Brazil

Konflik penambang emas ilegal dengan militer tengah terjadi di kawasan huja hutan Amazon, dampaknya masyarakat adat Yanomami yang tinggal di kawasan dekat area pertambangan alami flu, malaria dan kekurangan gizi terpaksa dibawa ke cagar hutan hujan Amazon mereka yang luas dan terisolasi oleh penambang ilegal.

Penambang Emas, Malapetaka Masyarakat Adat Yanomami di Brazil
Penambang ilegal tertangkap menggunakan semburan air untuk menggali emas, merusak tanah di tepi sungai Couto de Magalhaes, selama operasi oleh anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) terhadap penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (3/12/2023). REUTERS/Ueslei Mrcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0c1_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Penambang ilegal tertangkap menggunakan semburan air untuk menggali emas, merusak tanah di tepi sungai Couto de Magalhaes, selama operasi oleh anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) terhadap penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (3/12/2023). REUTERS/Ueslei Mrcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0dl_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01_02.jpg
Anak-anak pribumi bermain di Auaris Base Hub, di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (10/1/2024). "Sebagian besar penambang telah pergi, tetapi mereka kembali," dukun Yanomami Davi Kopenawa, yang aktivismenya membantu menciptakan wilayah Yanomami yang dilindungi pemerintah pada tahun 1992, mengatakan kepada Reuters. "Penambangan ilegal sangat buruk bagi kami." REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0dk_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01_02.jpg
Sembilan pesawat dapat dilihat di lapangan terbang ilegal yang terletak di wilayah Venezuela dekat tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (10/1/2024). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0c3_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Felipe Finger, kepala Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA), menampilkan emas yang disita selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, di sebuah peternakan di pedesaan Boa Vista, negara bagian Roraima, Brasil, (7/12/2023). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0d6_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01_02.jpg
Anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) membakar motor yang digunakan untuk pengerukan selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (6/12/2023). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0di_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Felipe Finger (kanan), kepala Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA), dan rekannya menggunakan kacamata night vision selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (4/12/2023). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0cx_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Seorang anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) memberikan air kepada penambang ilegal sementara dia dan kelompoknya ditahan selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, 5 Desember 2023. REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0cc_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Seorang anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) menghancurkan peralatan yang digunakan untuk pengerukan selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, 6 Desember 2023. REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0cn_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) menggunakan kacamata night vision selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (4/12/2023). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0bx_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Anggota Kelompok Inspeksi Khusus dari Institut Lingkungan dan Sumber Daya Alam Terbarukan Brasil (IBAMA) menahan seorang penambang ilegal selama operasi melawan penambangan ilegal di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (5/12/2023). REUTERS/Ueslei Marcelino
2024/01/20/2024-01-18t104306z_1_lynxmpek0h0ch_rtroptp_4_brazil-environment-yanomami_01.jpg
Sebuah tambang ilegal mengelilingi gubuk adat Yanomami di tanah adat Yanomami, negara bagian Roraima, Brasil, (10/1/2024). Penghancuran hutan hujan terbukti dari lubang menganga sekitar lima meter (16 kaki) di lokasi penambangan yang dibersihkan dari pohon, bersama dengan puluhan kolam di mana lumpur keruk dipompa ke sungai, mengubah air murni menjadi oranye terang dari lumpur. REUTERS/Ueslei Marcelino
Brazil telah gagal untuk menyelamatkan masyarakat adat Yanomami, yang sekarat karena flu, malaria dan kekurangan gizi yang dibawa ke cagar hutan hujan Amazon mereka yang luas dan terisolasi oleh penambang ilegal yang mulai muncul ke permukaan.

Setahun setelah Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mendeklarasikan krisis kemanusiaan di antara Yanomami dan bersumpah tidak menoleransi aktivitas penambang ilegal, aktiivis lingkungan memperingatkan bahwa Brasil membahayakan kemajuan yang diperoleh dengan susah payah tahun lalu, saat sekitar 80% dari 20.000 wildcatters diusir dari reservasi seukuran Portugal.

Ketika militer Brasil telah membatalkan dukungannya untuk tindakan keras pemerintah, para penambang pencari emas telah kembali, kata mereka, membuat serangan baru ke tanah Yanomami.

Menurut kementerian kesehatan Brasil, 308 masyarakat adat Yanomami meninggal karena penyakit, kekurangan gizi dan kekerasan tahun lalu, dengan presentase 50% kematian anak-anak di bawah umur empat tahun. Kematian akibat malaria, yang diperkenalkan oleh para penambang, meningkat dua kali lipat pada tahun 2023 sejak 2022.

Kehadiran penambang bersenjata juga membuat suku Yanomami takut menanam ubi kayu, makanan pokok mereka juga ikan di sungai, dan mengurangi sumber pangan yang bisa mereka buru.

Dalam investigasi Reuters ke wilayah Yanomami pada bulan Desember dan Januari, agen badan perlindungan lingkungan Ibama mengatakan mereka sekarang berjuang dalam pertempuran melawan para penambang setelah dukungan militer dikurangil.

Militer Brasil mengurangi operasi pada pertengahan 2023 dan berhenti mengangkut bahan bakar untuk helikopter Ibama ke pangkalan depan di dalam reservasi, membatasi jangkauan mereka di seluruh wilayah raksasa. Angkatan Udara belum memberlakukan zona larangan terbang, meskipun diperintahkan untuk melakukannya oleh Lula pada bulan April, sementara Angkatan Laut tidak berbuat cukup untuk memblokade sungai yang merupakan akses utama penambang untuk mesin dan pasokan, kata tiga pejabat Ibama.

Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara Brasil tidak meberikan komentar sedikitpun.

Zona larangan terbang yang tidak efektif telah menyebabkan meningkatnya jumlah pilot yang tidak terdaftar menerbangkan penambang ke tanah Yanomami, dan melintasi perbatasan ke tempat yang aman di Venezuela ketika dicegat oleh helikopter Ibama, kata pilot Ibama Carlos Alberto Hoffmann. Pemerintah Venezuela tidak memberi tanggapan terkait hal ini.

"Negara tidak hadir secara efektif hari ini di wilayah Yanomami, dan kami melihat kembalinya penambangan ilegal," kata Hugo Loss, kepala operasi penegakan hukum Ibama. Tanpa lebih banyak dukungan militer, ia menambahkan, "kita akan kehilangan semua pekerjaan tahun ini."

Seorang fotografer Reuters menghabiskan seminggu di tanah Yanomami, menanamkan dengan unit elit Ibama saat mereka menukik turun dengan helikopter ke kamp-kamp pertambangan untuk menghancurkan pompa pengerukan, pesawat terbang dan persediaan pertambangan lainnya. Para penambang melarikan diri karena suara helikopter yang mendekat, dan petugas Ibama bersenjata mengejar orang-orang yang berlarian ke hutan.

Fotografer juga mengunjungi klinik kesehatan Auaris dekat perbatasan Venezuela, di mana anak-anak Yanomami telanjang, perut mereka bengkak karena kekurangan gizi, dirawat kembali hingga sehat.

"Sebagian besar penambang telah pergi, tetapi mereka kembali," dukun Yanomami Davi Kopenawa, yang banayak berperan dala, membantu menciptakan wilayah Yanomami yang dilindungi pemerintah pada tahun 1992, mengatakan kepada Reuters. "Penambangan ilegal sangat buruk bagi kami."

Seiring dengan keracunan sungai dan penyebaran penyakit, kembalinya para penambang emas meningkatkan kelompok-kelompok kriminal yang memperdagangkan narkoba dan kayu melintasi Amazon, merusak janji Lula untuk memulihkan hukum dan ketertiban di sana dan mengakhiri deforestasi pada tahun 2030.

Para penambang yang ditangkap dan diborgol oleh pasukan khusus Ibama mengatakan mereka tidak memilik uang dan membutuhkan penghasilan dari pencarian emas untuk memberi makan keluarga mereka. Sebagian besar dikeluarkan dari reservasi dan dibebaskan, dan polisi mengatakan mereka sekarang mencari pendukung yang membiayai penggalian emas.

Penghancuran hutan hujan terbukti dari lubang menganga sekitar lima meter (16 kaki) di lokasi penambangan yang dibersihkan dari pohon, bersama dengan puluhan kolam di mana lumpur keruk dipompa ke sungai, mengubah air murni menjadi oranye terang dari lumpur.

"Ini merupakan perang akibat orang-orang sekarat. Ratusan Yanomami tewas dalam krisis kemanusiaan, dan mereka juga orang Brazil," kata Felipe Finger, kepala unit pasukan khusus Ibama.

Menurut sensus 2022, ada 30.000 orang dari Yanomami dan orang-orang Ye'kwana terkait di reservasi, termasuk kelompok tanpa kontak dengan orang luar.

Kepala Ibama Rodrigo Agostinho mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa badan lingkungan tidak akan menyerah memerangi penambangan ilegal di tanah Yanomami meskipun ada tantangan.

"Kami menyadari kesulitan yang ada dan kami mengakui kehadiran penambang ilegal yang terus-menerus di daerah tersebut," katanya.

Lula mengadakan pertemuan kabinet 22 Desember yang mencakup komandan angkatan bersenjata, di mana ia menekankan bahwa menghapus penambang ilegal adalah prioritas pemerintah, menurut kepala badan perlindungan adat Funai, Joenia Wapichana.

Minggu lalu, pemerintah Lula menjanjikan 1,2 miliar reais ($ 245 juta) untuk upaya keamanan dan bantuan untuk masyarakat Yanomami, dan Direktur Jenderal Polisi Federal Andrei Rodrigues mengatakan pemerintah Brasil harus mengerahkan seluruh bobotnya untuk membela masyarakat adat.

Pada hari Rabu, Polisi Federal mengumumkan dimulainya operasi baru melawan penambangan ilegal di wilayah Yanomami dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan mendapat dukungan dari angkatan bersenjata.

Sydney Possuelo, pakar terkemuka Brasil tentang suku-suku asli yang terisolasi, membantu menciptakan reservasi Yanomami dan mengusir sekitar 40.000 penambang emas pada tahun 1992 ketika ia memimpin Funai. Pemerintah harus berbuat lebih banyak, katanya dalam sebuah wawancara.

"Ibama dan polisi tidak memiliki cukup personel di sana untuk menyingkirkan para penambang. Pemerintah hanya mengatakan ini untuk menunjukkan bahwa mereka melakukan sesuatu.

"Angkatan Udara tidak menegakkan zona larangan terbang. Angkatan Darat dan Angkatan Laut tidak melakukan apa-apa."

(Reportase oleh Ueslei Marcelino; Penulisan dan pelaporan tambahan oleh Anthony Boadle; Diedit oleh Rosalba O'Brien)
Baca juga artikel terkait FOTO-TIRTO atau tulisan lainnya dari M. Zaenuddin

Oleh: M. Zaenuddin