tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah tumbuh positif. Pertumbuhan tersebut didorong oleh adanya industrialisasi atau hilirisasi nikel.
“Tentunya, pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi itu terutama didorong oleh pertumbuhan dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian,” ucap Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Maluku Utara tercatat menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar untuk wilayah spasial Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,67 persen dari 6,94 persen. Sumber pertumbuhan utama adalah dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian serta perdagangan.
Sedangkan, Sulawesi Tengah menyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar untuk wilayah spasial Pulau Sulawesi sebesar 2,58 dari 6,37 persen. Sumber pertumbuhan utama adalah dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian serta perdagangan.
“Industri yang memang cukup besar di kedua provinsi tersebut adalah industri olahan bahan tambang terutama industri feronikel di kedua provinsi tersebut,” katanya.
Menurut Amalia, dari proyeksi realisasi pertumbuhan berdasarkan sumbernya, pertumbuhan ekonomi kedua provinsi ditopang oleh adanya hilirisasi nikel.
“Ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi yang kita sebut program hiirisasi nikel di kedua provinsi tersebut memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah,” ucap Amalia.
Untuk diketahui, sepanjang 2023, secara spasial ekonomi di beberapa wilayah masih tumbuh kuat di atas angka nasional, yaitu wilayah Kalimantan sebesar 5,43 persen, Sulawesi 6,37 persen serta Maluku dan Papua 6,94 persen.
Di tengah perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,04 persen pada kuartal IV-2023. Indonesia menutup 2023 dengan pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 5,05 persen.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang