tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 sebesar 5,05 persen year-on-year (yoy). Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menegaskan bahwa ekonomi Ibu Pertiwi mampu tumbuh positif di tengah perlambatan ekonomi global.
“Di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas unggulan, ekonomi Indonesia 2023 tetap tumbuh solid 5,05 persen,” ucap Amalia dalam konferensi pers BPS, Jakarta, Senin (5/4/2024).
Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tercatat lebih rendah dibanding capaian pada 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen.
“Capaian ini ekonomi Indonesia terlihat tetap solid dan tangguh dengan pertumbuhan yang terjaga baik,” ucapnya.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 13,96 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,83 persen.
Dari sisi domestik, kinerja perekonomian pada Kuartal IV-2023 ditopang oleh aktivitas produksi yang tetap kuat, di antaranya merujuk pada indikator Purchasing Managers Index (PMI) yang masih dalam zona ekspansif.
“Mencapai 51,20 persen atau lebih tinggi dibandingkan Kuartal IV-2022 sebesar 50,06 persen,” ucap Amalia.
Perlu dikertahui PMI merupakan indikator yang menilai pergerakan ekonomi melalui aktivitas manager purchasing di sektor manufaktur atau jasa. Nilai indeks di atas 50 menandakan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Lebih lanjut, perekonomian Indonesia jika dilihat secara spasial masih terus tumbuh. Kelompok provinsi menurut pulau yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi adalah Maluku,Papua, Sulawesi, serta Kalimantan dengan pertumbuhan (cumulative-to-cumulative/ctc) sebesar 6,94 persen; 6,37 persen; dan 5,43 persen.
Sedangkan kelompok provinsi di Pulau Jawa yang berkontribusi sebesar 57,05 persen terhadap ekonomi nasional mencatat pertumbuhan 4,96 persen (ctc).
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas