Menuju konten utama

Hikmah Nuzulul Quran, Perbedaan dari Lailatul Qadar, Pengertian

Apa saja Hikmah Nuzulul Quran? Apa perbedaan Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar? Apa pengertian Nuzulul Quran & kapan diperingati pada Ramadhan 2023?

Hikmah Nuzulul Quran, Perbedaan dari Lailatul Qadar, Pengertian
Ilustrasi Kaligrafi Muhammad. foto/istockphoto

tirto.id - Apa hikmah Nuzulul Qur'an yang merupakan peristiwa turunnya wahyu Al-Qur'an pertama kali kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantaraan Malaikat Jibril? Apa perbedaan Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar? Kapan kedua peristiwa penting ini terjadi pada bulan Ramadhan dan kapan pula diperingati pada 2023?

Pewahyuan pertama Nabi Muhammad saw. terjadi ketika beliau berusia 40 tahun pada sekitar 610 Masehi. Muhammad sebelumnya sudah terbiasa melakukan tahannuth, menyendiri di Gua Hira, setiap bulan Ramadhan.

Dalam perenungannya, Muhammad selalu memikirkan masyarakat Makkah yang saat itu sudah jauh tersesat. Mereka terjebak pada penyembahan berhala, dan melupakan ajaran terdahulu. Ia merindukan kebenaran hakiki.

Sekitar 5 tahun sebelumnya, pada usia 35 tahun, Muhammad sudah dikenal orang dalam kisah Hajar Aswad. Ketika itu, dalam proses renovasi Ka'bah, para pimpinan klan Mekkah saling berebut untuk menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad di posisi semula. Ketika Muhammad muncul, mereka bersepakat, dialah sosok terpercaya yang dapat mengatasi sengketa dengan bijaksana.

Benarlah, Muhammad kemudian menggunakan kain untuk membawa Hajar Aswad, lantas meminta para pimpinan klan untuk memegang ujung-ujung kain tersebut, sehingga semua mendapatkan keadilan.

Kini 5 tahun berselang, ketika Muhammad sedang tidur di Gua Hira yang sepi tanpa siapa pun, datanglah Malaikat Jibril yang langsung memerintahkan kepadanya, "Bacalah!". Muhammad menjawab bahwa dirinya tidak bisa menjawab. Namun, Jibril memintanya untuk membaca hingga 3 kali. Turunlah 5 ayat pertama Surah Al-Alaq kepadanya.

Peristiwa inilah yang disebut sebagai Nuzulul Quran atau turunnya Al-Quran ke dunia. Nuzulul Quran berbeda dengan Lailatul Qadar (Malam Kemuliaan). Hal ini terjadi karena turunnya Al-Quran melewati dua tahap. Yang pertama, dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah (Langit Dunia), lantas berikutnya, dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad saw. yang membutuhkan waktu hingga hampir 23 tahun.

Beda Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah peristiwa turunnya Al-Quran dari Lauh Mahfuz ke Baitul Izzah. Turunnya Al-Qur'an dalam proses ini berlangsung secara menyeluruh. Dalam "Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar" oleh M. Mubasysyarum Bih (NU Online), dikutip pendapat Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi dalam Tafsir al-Qurthubi.

"Sahabat Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Mahfuzh secara menyeluruh kepada para malaikat pencatat wahyu di Baitul Izzah (langit dunia), kemudian Jibril turun membawanya secara berangsur, satu dan dua ayat, dalam waktu yang berbeda-beda selama 21 tahun."

Lailatul Qadar inilah yang dilukiskan dalam Surah Al-Qadar 1 hingga 5.

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i).

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ

Wa mā adrāka mā lailatul-qadr(i).

Tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu?

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Lailatul-qadri khairum min alfi syahr(in).

Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

Tanazzalul-malā'ikatu war rūḥu fīhā bi'iżni rabbihim min kulli amr(in).

Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.

سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ

Salāmun hiya ḥattā maṭla‘il-fajr(i).

Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.

Sebagian besar ulama meyakini bahwa lailatul qadar akan berulang setiap tahun sampai kiamat. Namun, kepastian tanggalnya pada setiap tahun tersebut adalah rahasia Allah. Nabi Muhammad saw. hanya mengungkapkan bahwa malam yang lebih baik daripada 1.000 bulan tersebut akan datang pada 10 malam terakhir Ramadhan. Ditambahkan pula, pada malam ganjil di rentang waktu tersebut.

Sementara itu, Nuzulul Qur'an adalah peristiwa ketika 5 ayat Al-Quran (Surah Al-Alaq) turun kepada Nabi Muhammad saw. di Gua Hira pada tahun 610 Masehi. Tanggal tepatnya tidak diketahui. Ada yang menyebutkan 7, 8, 17, 21, atau 24 Ramadhan.

Namun, banyak ulama yang berpendapat bahwa tanggal tepatnya Nuzulul Qur'an ini adalah 17 Ramadhan. Oleh karenanya, di Indonesia peringatan Nuzulul Quran berlangsung pada malam tanggal tersebut. Tahun ini, malam Nuzulul Quran bertepatan dengan Sabtu, 8 April 2023.

Hikmah Nuzulul Quran & Dalil Ayat Al-Qur'an

Turunnya Al-Quran dari Baitul Izzah ke dunia secara berangsur-angsur memiliki hikmah tersendiri.

Yang pertama, proses turunnya Al-Quran secara bertahap ini penting untuk memantapkan hati Nabi Muhammad saw. sebagai pembawa risalah terakhir Allah. Firman Allah dalam Surah Al-Furqan:32 adalah sebagai berikut.

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

Wa qālal-lażīna kafarū lau lā nuzzila ‘alaihil-qur'ānu jumlataw wāḥidatan - każālika - linuṡabbita bihī fu'ādaka wa rattalnāhu tartīlā(n).

Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Nabi Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan, dan benar).

Yang kedua, meskipun turun secara bertahap, Al-Qur'an adalah satu kesatuan utuh yang menjadi pedoman umat manusia. Allah berfirman dalam Surah An-Nisa:82 sebagai berikut.

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ ۗ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوْا فِيْهِ اخْتِلَافًا كَثِيْرًا

Afalā yatadabbarūnal-qur'ān(a), wa lau kāna min ‘indi gairillāhi lawajadū fīhikhtilāfan kaṡīrā(n).

Tidakkah mereka menadaburi Al-Qur’an? Seandainya (Al-Qur’an) itu tidak datang dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak pertentangan di dalamnya.

Yang ketiga, turunnya Al-Quran secara bertahap ini membuktikan kitab suci tersebut sebagai pembawa peringatan yang nyata kepada umat manusia. Allah berfirman dalam Surah Asy-Syuara 192 hingga 195 sebagai berikut.

وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ

Wa innahū latanzīlu rabbil-‘ālamīn(a).

Sesungguhnya ia (Al-Qur’an) benar-benar diturunkan Tuhan semesta alam.

نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُ ۙ

Nazala bihir rūḥul-amīn(u).

Ia (Al-Qur’an) dibawa turun oleh Ruhulamin (Jibril).

عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ

‘Alā qalbika litakūna minal-munżirīn(a).

(Diturunkan) ke dalam hatimu (Nabi Muhammad) agar engkau menjadi salah seorang pemberi peringatan.

بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ

Bilisānin ‘arabiyyim mubīn(in).

(Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2023 atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Fitra Firdaus