tirto.id - Striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo Epandi mengaku siap memberikan yang terbaik andai mendapat panggilan memperkuat Timnas Indonesia. Walau lahir di Kamerun, Dzumafo yang sudah lama berkarier di Indonesia telah memiliki paspor lantaran proses naturalisasi tahun 2017 lalu.
Peluang Dzumafo dipanggil jelas terbuka, mengingat Indonesia baru saja resmi dilatih oleh Simon McMenemy. Sebelum mengasuh Timnas, Simon merupakan pelatih Bhayangkara FC, klub yang diperkuat Dzumafo pada musim kompetisi 2018.
"Kalau timnas membutuhkan saya, pasti dengan senang hati memenuhi panggilan tugas negara," kata sang bomber seperti diwartakan Goal.
Meski telah berusia 38 tahun, Dzumafo masih tampil moncer di hadapan gawang lawan. Terbukti, pada ajang Liga 1 2018 ia menyumbang 11 gol dan delapan assist untuk Bhayangkara FC dalam kurun 33 pertandingan.
Dzumafo sendiri mengatakan sebenarnya ambisinya untuk memperkuat Indonesia tidak lagi setinggi sewaktu usianya muda.
"Tapi saya pribadi ambisi dipanggil ke timnas tidak terlalu besar," katanya.
Saat ini ia ingin fokus memberikan yang terbaik untuk klubnya. Apalagi Bhayangkara FC sempat mengalami penurunan prestasi pada tahun 2018. Di ajang Liga 1, The Guardian finis di peringkat tiga klasemen dengan capaian 53 poin. Catatan ini lebih buruk dari setahun sebelumnya, ketika mereka berhasil menjuarai Liga 1 2017 dengan koleksi sampai 68 poin.
"Musim depan saya harus bisa mendapatkan prestasi yang lebih baik. Ya mudah-mudahan juga masih bersama-sama dengan Bhayangkara FC," tandasnya.
Kontrak Dzumafo di Bhayangkara FC akan berakhir Januari 2019. Namun, saat ini ia dikabarkan berada dalam tahap negosiasi kontrak baru di klub yang sama.
Lewat pernyataan manajer Bhayangkara FC, Sumardji, ada indikasi kuat negosiasi yang ada bakal berhasil.
"Untuk komposisi pemain lokal akan tetap, tidak banyak berubah [seperti 2018]. Hanya ada tambahan Rahmad [Hidayat] dan Ilham [Udin], juga Dendy [Sulistyawan]," kata Sumardji dalam momen terpisah.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan