Menuju konten utama

Harga Telur di Pekalongan dan Malang Masih Tinggi Hingga Hari Ini

Di Pekalongan, harga telur yang semula Rp30 ribu per kg naik hingga Rp45 ribu per kg.

Harga Telur di Pekalongan dan Malang Masih Tinggi Hingga Hari Ini
Pekerja menimbang telur di Gudang Bahan Pokok Pasar Induk Rau, di Cikepuh, Serang, Banten, Kamis (12/7/2018). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

tirto.id - Harga telur ayam di sejumlah daerah masih tinggi sejak Minggu (15/7/2018). Hal tersebut disebabkan meningkatnya konsumsi telor dan pasokan telor berkurang.

Sejumlah pedagang di pasar tradisional Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah mengatakan harga telur yang semula Rp30 ribu per kg naik hingga Rp45 ribu per kg sedangkan harga cabai rawit merah Rp24 ribu per kg naik menjadi Rp28 ribu per kg pada Senin (16/7/2018).

“Musim hajatan mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap telur dan cabai melonjak sedangkan pasokan komoditas itu stagnan,” kata Srihati, pedagang telur ayam.

Menurutnya, faktor lain yang menyebabkan harga telur melonjak adalah cuaca ekstrem yang mengakibatkan produksi telur turun di tingkat peternak.

“Harga telur naik karena belum lama ini dipengaruhi cuaca ekstrem sehingga produksi telur berkurang. Begitu kata agen yang memasok telur ke pedagang,” ujar Srihati.

Selama ini, kata dia, telur ayam lebih banyak dipasok dari peternak ayam daerah setempat.

Sementara itu, menurut pedagang cabai Nur Sonadi, harga cabai rawit hijau semula Rp15 ribu per kg naik menjadi Rp32 ribu per kg, cabai merah dan cabai keriting semula Rp20 ribu per kg naik Rp28 ribu per kg.

“Harga cabai rawit merah naik cukup signifikan. Adapun kenaikan harga cabai karena pengaruh kondisi cuaca yang relatif panas sehingga banyak tanaman cabai yang rusak dan produksi turun,” katanya.

Selain itu, di beberapa pasar tradisional di Kota Malang pada Minggu (15/7/2018) harga telur setelah Lebaran masih fluktuatif, namun kenaikan harga rata-rata Rp3.000 sampai Rp4.000 per kg.

Muryati, salah satu pedagang sembako di Pasar Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur mengatakan sebelum Ramadan harga telur masih Rp18 ribu sampai Rp19 ribu per kg. Kemudian memasuki Ramadan naik menjadi Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per kg dan sekarang sudah mencapai Rp26 ribu per kg.

Sementara itu, pedagang lainnya di Pasar Landungsari, Riyadi mengatakan naiknya harga telur di pasaran disebabkan pasokan berkurang. "Kata distributornya pasokan dari Blitar berkurang karena banyak yang dikirim ke Jakarta," katanya.

Ia mengemukakan, biasanya pasokan untuk wilayah Jakarta dipenuhi dari Lampung, namun peternak di Lampung mengalami gagal panen telur, sehingga telur yang dari Blitar sebagian dikirim ke Jakarta, akibatnya yang di Blitar dan sekitarnya pasokannya berkurang.

Selain harga telur yang terus merangkak naik dalam beberapa hari terakhir ini, harga aging ayam potong juga belum ada tanda-tanda penurunan harga sejak Ramadhan hingga Lebaran lalu.

Baca juga artikel terkait HARGA TELUR

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra