tirto.id - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, Ariansyah mengatakan, harga ayam broiler (potong) mencapai Rp50.000 per kilogram di pasar tradisional wilayah tersebut.
Kenaikan harga ayam potong tersebut disebabkan karena produsen kelebihan biaya produksi serta kurangnya pasokan ayam.
Ariansyah, mengatakan, harga ayam naik dari satu hari sebelumnya Rp42.000 kini menjadi Rp50.000 per kilogram, Kamis (19/7/2018).
"Berdasarkan pantauan harga, di Pasar Tradisional Simpang Pulai dan Talang Banjar, harga ayam Rp50.000 per kilogram, sedangkan di Pasar Angsoduo terpantau di harga Rp48.000 per kilogram," kata Ariansyah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), produsen tidak dibolehkan lagi memberikan vaksinasi kepada bibit ayam, sehingga produsen butuh waktu 30-50 hari untuk panen.
Dijelaskannya, jika bibit ayam divaksinasi, maka produsen hanya butuh waktu 30 hari hingga panen dan menghasilkan 1,6 kilogram per ekor. Sedangkan tanpa vaksinasi produsen membutuhkan waktu lama sehingga biaya produksi bertambah.
Selain itu, penjualan ayam potong (broiler) di Jambi berbeda dengan daerah lain di Sumatera. Pedagang di Jambi menjual ke masyarakat dalam bentuk bersih tanpa kaki, jeroan, dan kepala.
"Jadi itu juga membedakan harga dengan daerah lain, kalau di daerah lain dijual bulat-bulat tapi di Jambi dijual bersih atau dalam kondisi bagus," jelasnya.
Ariansyah mengakui harga tersebut jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) sesuai Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang menetapkan harga ayam hanya tertingi yakni Rp32.500 per kilogram.
Selain ayam potong, telur ayam broiler juga mengalami kenaikan dari harga Rp24.000 menjadi Rp27.200 per kilogram. Kenaikan harga telor disebabkan berkurangnya pasokan.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo