Menuju konten utama

Beberapa Mitos Keliru Tentang Ayam Broiler dan Fakta Sebenarnya

Ada beberapa mitos keliru tentang ayam broiler yang tidak sesuai fakta sebenarnya, apa saja?

Beberapa Mitos Keliru Tentang Ayam Broiler dan Fakta Sebenarnya
Ilustrasi ayam segar . FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ayam broiler alias ayam pedaging atau ayam negeri merupakan salah satu jenis ayam yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Ternyata, ada beberapa mitos tentang ayam broiler yang sebenarnya keliru dan tidak sesuai fakta.

Ayam broiler (Gallus domesticus) adalah sebutan untuk ayam pedaging yang diternakkan untuk diambil dagingnya. Kata “broiler” sendiri diambil dari istilah bahasa Inggris, yaitu broil yang merujuk kepada salah satu teknik memasak ayam, yaitu memanggang dengan paparan api langsung. Metode broil biasa digunakan orang-orang Eropa untuk memasak unggas, seperti burung atau ayam muda yang berusia 5-6 minggu.

Dari alasan tersebut, para ilmuwan mengadaptasi kata broil untuk mengilustrasikan bahwa ayam broiler tumbuh lebih cepat dari pada jenis ayam lainnya.

Ayam broiler sudah siap disembelih antara usia 4 sampai 6 minggu sesuai ukurannya. Ini berbeda dengan jenis ayam petelur yang baru mulai produktif di usia antara 22 hingga 36 minggu. Ayam broiler kerap pula disebut ayam pedaging lantaran menghasilkan daging yang gemuk dan banyak.

Tak hanya itu, ayam broiler juga menghasilkan telur untuk ditetaskan sebagai ayam pedaging muda. Namun, kebanyakan ayam broiler betina disembelih sebelum cukup umur untuk bertelur. Hanya ayam broiler yang memenuhi syarat saja yang biasanya diternakkan agar menghasilkan telur untuk ditetaskan. Saat ini dikenal ada puluhan jenis ayam broiler untuk ternak.

Mitos Keliru Tentang Ayam Broiler dan Fakta Sebenarnya

Ada beragam mitos keliru terkait ayam broiler yang beredar di masyarakat saat ini. Mitos-mitos tersebut menyebabkan banyak orang khawatir mengonsumsi ayam broiler dengan aman. Berikut ini beberapa mitos keliru tentang ayam broiler dan fakta sebenarnya:

Ayam Broiler Hasil Rekayasa Genetika

Salah satu mitos keliru tentang ayam broiler yang populer di masyarakat adalah bahwa ayam jenis ini merupakan hasil rekayasa genetika. Rekayasa genetika ini dicurigai karena ayam broiler badannya besar dan dagingnya banyak.

Faktanya, ayam broiler bukan merupakan hasil rekayasa genetika. Ayam broiler justru merupakan ayam jenis ras unggulan hasil persilangan dari beberapa jenis ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi.

Keunggulan mutu genetik yang maksimal akan dimiliki oleh ayam broiler tergantung kepada dukungan dari lingkungan, termasuk pakan dengan kualitas tinggi, sistem kandang yang baik, perawatan kesehatan, hingga pencegahan penyakit.

Ayam broiler bisa tumbuh besar karena prosedur pembiakan tradisional. Prosedur pembiakan tradisional ini dilakukan dengan cara memilih ayam-ayam pedaging yang paling kuat, sehat, dan tidak memiliki gen penyakit. Ayam-ayam yang memenuhi syarat kemudian dikawinkan bersama sehingga menghasilkan ayam pedaging berkualitas baik, lebih sehat, dan lebih besar.

Ayam Broiler Disuntik Steroid dan Hormon

Mitos keliru tentang ayam broiler lainnya adalah penggunaan steroid dan hormon. Banyak orang percaya bahwa ayam pedaging yang beredar saat ini mendapatkan suntik steroid dan hormon supaya cepat besar.

Faktanya, penggunaan suntik hormon dan steroid untuk peternakan dilarang di Indonesia. Larangan ini tercantum dalam Pasal 15 dan Pasal 18 Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 14/Permentan/PK.350/5/2017.

Alih-alih menggunakan hormon dan steroid, para peternak ayam broiler menggunakan metode yang lebih mudah dan murah, yaitu dengan cara:

  • pemberian makan dan nutrisi yang tepat;
  • pemeliharaan yang baik;
  • perawatan oleh dokter hewan;
  • kondisi hidup lebih baik.

Ayam Broiler Tidak Sehat Untuk Dikonsumsi

Mitos ayam broiler yang juga keliru adalah adanya anggapan bahwa ayam broiler tidak sehat untuk dikonsumsi. Anggapan ini muncul salah satunya akibat dari mitos ayam broiler merupakan hasil rekayasa genetik.

Faktanya, unsur nutrisi utama yang terkandung di dalam ayam broiler adalah protein. Dikutip dari Free Food Facts, dalam 100 gram ayam broiler mengandung sekitar 28,04 gram protein. Selain protein, ayam broiler juga mengandung nutrisi lain yang dibutuhkan tubuh manusia, seperti vitamin dan mineral.

Berikut ini kandungan nutrisi dalam 100 gram ayam broiler:

Kandungan Nutrisi

Energi: 144 kilo kalori

Protein: 28,0 gram (g)

Lemak: 3,57 g

Air: 67,78 mg

Kolesterol: 86 miligram (mg)

Kandungan Vitamin

Vitamin A: 17 IU

Vitamin B12: 0,27 mikrogram (µg)

Vitamin E: 0,32

Vitamin B1: 0,08 mg

Vitamin B2: 0,13 mg

Vitamin B3: 9,63 mg

Kandungan Mineral

Asam folat: 11 µg

Kalsium: 3 mg

Zat besi: 0,46 mg

Kalium: 284 mg

Magnesium: 25 mg

Fosfor: 246 mg

Sodium: 328 mg

Seng: 0,87 mg

Tembaga: 0,04 mg

Selenium: 23,1 µg

Baca juga artikel terkait AYAM BROILER atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya