tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf memastikan netralitas warga Nahdlatul Ulama jelang Pemilu 2024. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU akan menghadapi proses demokrasi dengan damai dan tertib tanpa berdiri dipihak manapun.
"Seperti sudah seringkali saya sampaikan bahwa NU tidak boleh jadi kompetitor di dalam dinamika yang ada. PBNU juga tidak akan menempatkan diri dalam salah satu pihak selama kompetisi berlangsung," demikian pernyataan Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9/2023).
Yahya memperkenankan pengurus di lingkungan PBNU untuk membuat artikulasi publik terkait dinamika politik. Namun, ada sejumlah parameter yang sudah disepati terkait hal itu. Salah satunya dengan tidak memanfaatkan nama NU untuk sesuatu yang bersifat pribadi.
"Kalau mengatasnamakan lembaga itu substansinya harus merupakan hasil rapat atau hasil permusyawaratan. Kalau tidak melalui musyawarah artinya itu adalah opini pribadi bukan opini lembaga," ujarnya.
"Para pengurus NU diharapkan untuk tidak menyimpang dari koridor norma-norma dan haluan Nahdlatul Ulama," lanjut Yahya.
Dirinya meminta para aktor politik untuk tidak menimbulkan kegaduhan di tengah proses demokrasi yang sedang berlangsung. "Kami mengajak para aktor politik untuk menjaga ketenangan dan ketentraman jelang pemilu," tuturnya.
Di sisi lain, ia juga meminta masyarakat untuk mengutamakan rasionalitas apapun pilihan politiknya. "Mari kita laksanakan kompetisi secara rasional, tenang, dan peduli kepada ketentraman dan keselamatan masyarakat," ajaknya.
Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjauhi segala ajakan konstruktif yang digerakkan oleh para aktor politik. "Keselamatan dan ketentraman bangsa jauh lebih berharga," tandas Yahya.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang