Menuju konten utama

Jika Ridwan Kamil Jadi Cawapres Prabowo, Bisakah Menang Pilpres?

Mengukur potensi kemenangan jika Ridwan Kamil menjadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2024.

Jika Ridwan Kamil Jadi Cawapres Prabowo, Bisakah Menang Pilpres?
Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil pada Rabu malam (13/9/2023) di Kertanegara dalam rangka membahas kursi cawapres. (FOTO/Dok. Humas Partai Gerindra)

tirto.id - Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani, menyebutkan nama Ridwan Kamil sedang diperbincangkan internal Gerindra sebagai kandidat bakal Cawapres untuk Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Lantas, bagaimana peluang dan tingkat keterpilihan mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua Umum Golkar itu sebagai Cawapres Prabowo?

Pernyataan itu Muzani ungkapkan pada Kamis, 14 September 2023 untuk menanggapi mengenai pertemuan antara Ridwan Kamil dan Prabowo yang baru-baru ini terlaksana. Foto pertemuan itu juga dibagikan Prabowo di akun Instagram pribadinya @prabowo.

Dalam unggahan tersebut, terlihat Prabowo dan Ridwan Kamil sedang makan malam sambil berbincang-bincang di sebuah meja.

Muzani menjelaskan, meski ada perbincangan mengenai potensi Ridwan Kamil sebagai Cawapres Prabowo di internal Gerindra, tapi dia menegaskan bahwa pilihan Cawapres akan ditentukan oleh partai koalisi.

Selaras dengan apa yang disampaikan Muzani, Waketum Partai Gerindra, Habiburokhman, juga memaparkan memang ada elemen masyarakat yang mengusulkan Ridwan Kamil sebagai Cawapres Prabowo dan cukup potensial.

Namun, terkait topik apa yang diperbincangan Prabowo dan Ridwan Kamil dalam pertemuan itu, Habiburokhman dan Muzani belum bisa memastikan secara detail, namun keduanya menduga bahwa pertemuan itu menyangkut Pilpres dan perkembangan politik terkini.

Bagaimana Potensi Ridwan Kamil Jadi Cawapres Prabowo?

Masuknya Ridwan Kamil dalam bursa Cawapres Prabowo membuat banyak orang mempertanyakan potensi terwujudnya pasangan itu.

Pasalnya, partai tempat Ridwan Kamil bernaung yakni Golkar, sudah sepakat mengusung Ketua Umum, Airlangga Hartarto untuk maju mendampingi Prabowo sebagai Cawapres.

Waketum Korbid Pemenangan Pemilu Golkar, Ahmad Doli Kurnia pada Rabu, 13 September 2023 menegaskan bahwa Airlangga Hartarto adalah satu-satunya nama yang Golkar nominasikan sebagai Capres atau Cawapres dalam Pilpres 2024.

Doli juga bilang kalaupun misalnya ada perubahan terhadap keputusan itu, maka keputusan terakhir diserahkan pada Airlangga yang saat ini tengah mengemban mandat dari Munas, Rapimnas, dan Rakernas Golkar.

Sementara itu, Airlangga pada Kamis, 14 September 2023 menegaskan bahwa Ridwan Kamil akan maju dalam Pilkada 2024 bukan Pilpres 2024.

Dengan kata lain, Ridwan Kamil memang tokoh populer baru dalam bursa Cawapres Prabowo, tapi bukan kandidat utama yang didukung oleh Golkar.

Sehingga, jika memang Ridwan Kamil dan Prabowo memutuskan bersanding di Pilpres 2024, keduanya perlu meyakinkan Golkar untuk mendukung secara penuh.

Pertemuan Prabowo dengan Ridwan Kamil

Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil pada Rabu malam (13/9/2023) di Kertanegara dalam rangka membahas kursi cawapres. (FOTO/Dok. Humas Partai Gerindra)

Mengukur Kekuatan Ridwan Kamil Jika Jadi Cawapres Prabowo

Dengan asumsi Ridwan Kamil berhasil mendapat dukungan penuh dari Golkar untuk maju sebagai Cawapres Prabowo, maka akan ada dua simulasi yang mungkin terjadi. Pertama, duet antara Gerindra dan Golkar. Kedua, solidnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Gerindra, Golkar, dan PAN.

Apabila pasangan Prabowo-Ridwan Kamil tidak mendapat dukungan dari partai lain, maka kedua tokoh akan mendapat dukungan 163 kursi atau sama dengan 28,35 persen di DPR RI. Jumlah itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi syarat minimal ambang batas presidensial atau presidential threshold.

Saat ini Gerindra memiliki 78 kursi atau 13,57 dari total keseluruhan 575 kursi di DPR RI. Sementara Golkar mengantongi 85 kursi atau sama dengan 14,78 persen.

Sebagaimana tertuang dalam Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017, Capres dan Cawapres harus didukung oleh parpol atau gabungan parpol yang memiliki setidaknya 115 kursi di DPR RI atau 20 persen dari jumlah parlemen.

Selanjutnya, simulasi yang mungkin terjadi adalah meningkatnya solidaritas KIM yang terdiri dari Gerindra, Golkar, dan PAN serta partai non fraksi lainnya. Tapi tentu, sebelum ini terwujud akan ada sejumlah kesepakatan dan dinamika politik di dalam internal koalisi.

Saat ini, tidak hanya Golkar yang disebut mengincar kursi Cawapres Prabowo dalam internal koalisi, PAN pun demikian. PAN sejak jauh hari sudah mendorong Erick Thohir untuk maju sebagai Cawapres Prabowo.

Dengan kata lain, demi menghimpun dan membulatkan kekuatan yang ada saat ini, selain meyakinkan Golkar, Prabowo dan Ridwan Kamil juga perlu melobi dan mendapat persetujuan PAN.

Sehingga, kemampuan Prabowo dan Ridwan Kamil dalam meyakinkan partai koalisi akan diuji pada titik ini. Jika ketiga partai menemui mufakat, maka akan terbentuk kekuatan dengan rincian perolehan kursi di DPR RI sebagai berikut:

  • Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra): 78 kursi (13,57 persen)
  • Partai Golongan Karya (Golkar): 85 kursi (14,78 persen)
  • Partai Amanat Nasional (PAN): 44 kursi (7,65 persen)
  • Total: 207 kursi (36 persen)

Namun, perlu diingat untuk meningkatkan peluang kemenangan dalam Pilpres 2024, tidak cukup melihat perolehan kursi dalam koalisi. Faktor elektabilitas atau tingkat keterpilihan menjadi hal yang sangat krusial.

Pada akhirnya, pasangan Capres dan Cawapres yang akan memenangkan Pilpres 2024 adalah mereka yang mampu mendulang suara terbanyak.

Elektabilitas Ridwan Kamil Sebagai Cawapres Prabowo

Ada sejumlah indikator yang menjadi pertimbangan partai pendukung Capres untuk menentukan wakilnya, di antaranya jabatan di parpol, kursi parpol, kekuatan di akar rumput, hingga elektabilitas atau tingkat keterpilihan.

Merujuk sejumlah hasil lembaga survei elektabilitas Cawapres, sejak jauh hari Ridwan Kamil cukup konsisten berada di posisi atas dan bersaing dengan sejumlah tokoh lainnya.

Selain itu, Ridwan Kamil juga memiliki nilai tawar dari pengalaman dan jejak politiknya. Sejak memutuskan untuk memasuki dunia politik pada tahun 2013 lalu, dia sudah dua kali memenangkan kontestasi politik tingkat daerah, yaitu sebagai Wali Kota Bandung periode 2013–2018 dan Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023.

Lembaga survei Polling Institute baru-baru ini merilis hasil elektabilitas atau tingkat keterpilihan kandidat Cawapres simulasi 19 nama terbuka. Simulasi ini dilakukan secara keseluruhan berdasarkan tokoh kandidat Cawapres tanpa terbatas pasangan Capres.

Hasilnya, Ridwan Kamil menduduki posisi kedua dengan persentase 14,2 persen. Dia kalah dengan Erick Thohir yang mengantongi 15,1 persen.

Polling Institute melakukan surveinya pada periode 21–25 Agustus 2023 dengan menyasar 1.201 responden. Pengambilan sampel dalam survei menggunakan teknik acak nomor telepon atau random digit dialing (RDD).

Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Politik
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto