tirto.id - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) terus memantau kesiapan pelaksanaan program Sekolah Rakyat. Pada hari ini, Gus Ipul meninjau kesiapan sarana dan prasarana Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Margaguna, Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Ketika mengunjungi Pusdiklatbangprof (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Profesi) Kemensos itu, Gus Ipul mengecek sejumlah ruang kelas, asrama, hingga aula yang akan digunakan untuk fasilitas Sekolah Rakyat.
"Kita lihat masalah, kita lihat gedung-gedungnya, semuanya cukup memadai dan tinggal melakukan rekomendasi di beberapa titik," kata Gus Ipul pada Kamis (20/3/2026).
Menurut Gus Ipul, jika mendapatkan persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto, lahan seluas 1,9 hektare milik Pusdiklatbangprof Margaguna akan dipakai jadi lokasi prototipe Sekolah Rakyat.
Rencananya, tahun ini Kementerian Sosial (Kemensos) bakal membentuk 4 rombongan belajar (rombel) jenjang SMA di Sekolah Rakyat tersebut.
"Ini [kapasitasnya] sampai 600 [siswa], Insya Allah cukup, dari SMA nanti dimulai. Jadi, 3 tahun itu mencukupi," jelas Gus Ipul.
Sebagai model/prototipe, Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Margaguna akan memiliki sarana dan prasarana dengan standar nasional.
Maka dari itu, menurut Gus Ipul, sarana dan prasarana di Pusdiklatbangprof akan terus disempurnakan agar memenuhi delapan standar minimum sekolah yang berlaku di dunia pendidikan. "Karena ini berasrama, jadi ada tambahan-tambahan [sarana]," kata dia.
Sementara itu, dari sisi tenaga pengajar dan kurikulum, ia menegaskan Sekolah Rakyat ini juga harus memenuhi standar nasional. Saat ini, penyusunan kurikulum masih dalam tahap pendalaman oleh satuan tugas (Satgas).
"Pak Nuh sudah menyampaikan kurikulumnya plus-plus. Detailnya disampaikan mungkin pada bulan April," terang Gus Ipul.
Kesiapan Sarana Sekolah Rakyat Pusdiklatbangprof
Kepala Pusdiklatbangprof Kemensos, Hasim, menjelaskan instansinya kini memiliki total lahan 3,9 hektare. Sekitar 2 hektare di antaranya akan digunakan untuk Sekolah Rakyat.
"Untuk ruang kelas kita bisa kalau 8 ruang saja. Hanya memang masih perlu penataan," ujar dia.
Fasilitas kelas perlu pengaturan ulang karena Pusdiklatbangprof sebelumnya memakai ruangan itu untuk pelatihan.
Menurut Hasim, Pusdiklatbangprof akan menggunakan Gedung B untuk membentuk 4 kelas yang bisa menampung 4 rombongan belajar.
Tak hanya Gedung B, Gedung A yang memiliki tipe bangunan sama dapat dimanfaatkan untuk ruang kelas, sementara Gedung VIP bisa menjadi asrama.
"Kita juga masih punya beberapa gedung di belakang yang memungkinkan juga untuk laboratorium, untuk kemudian juga pusat administrasi pendidikannya, termasuk ruang para guru,” katanya.
Sementara untuk keperluan asrama, ada 70 kamar tidur yang siap digunakan, termasuk 5 kamar VIP. Biasanya, fasilitas tersebut bisa menampung 170-an peserta pelatihan.
"Tapi ketika [kamar] kita manfaatkan untuk siswa, saya kira ini lebih banyak lagi. Karena dimungkinkan untuk tempat tidur yang tingkat. Jadi 2 kali lipat misalnya segitu. Itu yang sudah siap," terang Hasim.
Selain ruang kelas dan asrama, Pusdiklatbangprof pun memiliki fasilitas olahraga yang bisa digunakan untuk bulu tangkis, tenis, dan voli.
Hasim menambahkan, ruang perpustakaan yang ada di Pusdiklatbangprof nantinya akan ditata ulang sehingga cocok dengan kebutuhan sekolah. "Nanti penataannya akan kita adaptasikan untuk kelas pada tingkat sekolah," ujar dia.
Menurut Hasim, Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi bagi pengentasan kemiskinan yang komprehensif. Dia meyakini program ini dapat memutuskan mata rantai kemiskinan.
"Dengan Sekolah Rakyat ini kita berharap Indonesia Emas akan menjadi wujud nyata di usia emas Indonesia," imbuh dia.
Prioritas Penerimaan Siswa di Sekolah Rakyat
Gus Ipul mengungkapkan, penerimaan siswa di Sekolah Rakyat akan disesuaikan dengan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Siswa yang berdomisili di sekitar Sekolah Rakyat akan diprioritaskan. Setiap rombel akan menampung 25 murid.
Prioritas untuk menerima siswa dari keluarga miskin di sekitar lokasi fasilitas pendidikan ini juga akan berlaku di Sekolah Rakyat Pusdiklatbangprof, Pondok Indah.
"Kita akan mencoba mencari keluarga yang memiliki anak mau masuk SMA misalnya, di sekitar Pondok Indah ini, kemudian juga secara umum di Jakarta Selatan," kata dia.
Gus Ipul menambahkan, sudah ada data calon siswa Sekolah Rakyat dari sekitar Pondok Indah. Menurut dia, meski dikenal sebagai kawasan elite, masih cukup banyak keluarga miskin hingga miskin ekstrem di wilayah tersebut.
"Dari situ, nanti kita pilih-pilih atau buka kesempatan, kita umumkan siapa yang ingin ikut ke sekolah," katanya.
Siswa dari keluarga miskin, khususnya yang masuk di desil 1 hingga 3, akan didata dan menjalani seleksi. Selain tes akademik, mereka pun harus menunjukkan komitmen akan menyelesaikan pendidikan hingga tuntas.
"Jadi, kita tentu memilih mereka yang memang berniat betul untuk belajar ke sekolah," tegas Gus Ipul.
"Nanti proses selanjutnya, ada psikolognya juga, kita akan mengetahui tentang karakter dan mental. Maka itu Presiden ingin ada semacam matrikulasi atau adaptasi, orientasi," tambah dia.
Gus Ipul optimistis, dengan mengikuti kegiatan orientasi atau pengenalan, siswa Sekolah Rakyat akan memiliki kesamaan frekuensi dan kesiapan mental. Proses ini diperkirakan berlangsung hingga enam bulan, sama halnya dengan sekolah lain.
"Agar [peserta didik di] satu rombel memiliki kesiapan mental yang sama, paling tidak pemahaman dasarnya sudah sama," ujar dia.
Gus Ipul mengimbuhkan, Sekolah Rakyat juga akan terbuka bagi siswa difabel. Menurut dia, Pusdiklatbangprof Margaguna sudah memiliki aksesibilitas bagi difabel meski masih perlu penyempurnaan. "Apalagi ada teknologi, misalnya tuna rungu ada alatnya juga," ujar dia.
Mengenai pendanaan, Gus Ipul mengatakan anggaran Sekolah Rakyat berasal dari APBN. Selain itu, Presiden Prabowo juga membuka pendanaan dari sektor swasta. Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa pihak swasta yang sudah siap berpartisipasi.Gus Ipul berharap lulusan Sekolah Rakyat dapat memberikan dampak nyata dan menjadi agen perubahan bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
"Sekolah ini sebenarnya intinya mengajak siapa pun bisa, siapa pun punya kesempatan," tegas Gus Ipul.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis