tirto.id - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menegaskan partainya akan mencegah kemunculan ketidakadilan, praktik diskriminasi dan tindak intoleransi di Indonesia.
“Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariat. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa,” kata dia di Tangerang, Minggu (11/11/2018).
Menurut Grace, keberadaan perda-perda syariat maupun injil dapat membatasi kebebasan masyarakat. Misalnya, kata Grace, perda semacam itu bisa memaksa siswa untuk berbusana tertentu hingga dapat membatasi kebebasan umat dalam beribadah.
“Ini ingin kami perangi karena Indonesia itu masyarakatnya beragam. Jika kami tidak menjaga keberagaman ini, Indonesia bisa menjadi Suriah atau Irak, dan akhirnya tidak ada yang diuntungkan,” kata Grace.
Dia menilai setiap kebijakan yang membatasi hak-hak warga kerap ditunggangi kepentingan kelompok yang memainkan politik identitas. Oleh karena itu, kata Grace, jika para kader PSI bisa merebut kursi di parlemen, mereka akan menjalankan misi untuk mencegah ketidakadilan, praktik diskriminasi, dan tindak intoleransi di Indonesia.
Grace menambahkan, para kader PSI yang dapat duduk di parlemen akan diminta untuk memproteksi para pemimpin reformis di tingkat nasional dan lokal dari gangguan para politisi hitam. Selain itu, kata Grace, mereka juga akan diberi tugas menghentikan praktik pemborosan dan kebocoran anggaran.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom